Diperkirakan bahwa industri fashion bertanggung jawab atas 2 - 8 persen emisi CO2 global – jumlah emisi yang lebih besar dari gabungan semua penerbangan internasional, maritim, dan pelayaran. Statistik konsumsi air di industri fashion juga cukup tinggi, yakni sekitar 215 triliun liter air digunakan setiap tahunnya. Ditambah dengan fenomena fast fashion yang membuat produksi fashion selalu meningkat untuk menyesuaikan tren dan taktik greenwashing yang dilakukan beberapa fashion brand ternama juga memperparah masalah lingkungan dengan kaitannya terhadap industri fashion.
Sebagai seorang konsumen sangat penting untuk membeli produk fashion secara bijak dan berkelanjutan, karena setiap barang yang dibeli sekarang akan berdampak selama beberapa tahun kedepan. Agar kamu bisa mengetahui kriteria material fashion yang ramah lingkungan dan sustainable, Laruna sudah merangkum 3 tips mudah yang bisa kamu coba berikut ini:
Fabric life cycle atau siklus hidup dari material pakaian sangat dipengaruhi dari jenis bahan yang digunakan. Tahapan ini memang terbilang kompleks, namun memahami bagaimana tahapan life cycle dari sebuah material pakaian bisa membantu kamu untuk bisa memilih material pakaian mana yang tahapannya lebih ramah lingkungan dan rendah emisi. Material alami biasanya lebih rendah emisi secara tahapan life cycle karena membutuhkan energi yang lebih rendah dan menghasilkan lebih sedikit emisi setelah proses produksinya.
Selain menunjukkan bahan material dari sebuah produk, label dalam fashion brand juga bisa kamu jadikan salah satu indikator untuk mengetahui apakah brand tersebut menggunakan bahan yang sustainable. Beberapa label sertifikasi tidak hanya menunjukkan material ramah lingkungan, namun juga memberikan informasi singkat tentang praktek produksi yang dilakukan brand tersebut juga etis dan berkelanjutan.
Misalnya dalam Fairtrade Certification. Label ini untuk menunjukkan siapa yang memproduksi pakaian dan bahwa standar Fairtrade telah dipenuhi. Sebagian besar standar Fairtrade berfokus untuk memastikan bahwa pekerja dan produsen mendapatkan persyaratan perdagangan dan harga jual yang adil. Selain itu ada juga sertifikasi Made in Green yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi di pabrik-pabrik yang menghargai lingkungan dan hak-hak universal pekerja dibaliknya. Ada juga Global Organic Textile Standards (GOTS) yang menunjukkan bahwa produk tersebut memperhatikan proses pengambilan bahan baku dan proses pembuatan yang bertanggung jawab.
Ada beberapa jenis material fashion sustainable yang ramah lingkungan. Tidak hanya membantumu untuk memilih produk yang mudah untuk didaur ulang, material ini juga melalui proses produksi yang rendah emisi. Beberapa yang termasuk jenis material fashion yang sustainable adalah hemp atau kain rami, linen, lyocell, dan organic cotton.
Sedangkan material yang perlu dihindari karena bersifat kurang ramah lingkungan dari proses produksi dan setelah pemakaiannya antara lain polyester, nylon, acrylic, dan rayon. Material yang sustainable memang cenderung memiliki harga yang lebih tinggi daripada material fashion yang tidak ramah lingkungan. Meski begitu, memilih material yang ramah lingkungan memiliki dampak yang sangat penting untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan bahannya jauh lebih awet.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!