Dari Mikroorganisme Hingga Tumbuhan, Berikut Inovasi Pewarna Alami Tekstil! - Permasalah tentang dampak lingkungan akibat fashion bukan menjadi hal yang baru. Kita sudah banyak mendengar bagaimana industri fashion menjadi salah satu penyumbang terbesar yang menyebabkan kerusakan lingkungan baik di tanah hingga lautan. Selain masalah overproduksi dari bahan tekstil maupun pakaian yang kerap kali tidak didaur ulang, penggunaan warna yang digunakan untuk memproduksi pakaian seringkali menjadi pencemar utama bagi lingkungan.
Beberapa penemuan dari peneliti, sungai di Bangladesh dan Tiongkok mengalami perubahan warna akibat dari pembuangan warna atau fashion yang tidak melalui proses yang bertanggungjawab. Melansir dari SANVT, proses produksi warna dalam industri fashion memiliki biaya yang tinggi tidak hanya bagi konsumen, namun juga dampaknya terhadap lingkungan. Sebesar 20% dari polusi air yang ada di duni disebabkan karena warna yang digunakan dalam industri fashion.
inovasi dalam warna yang ramah lingkungan menjadi solusi yang bisa ditawarkan agar para produsen industri fashion bisa lebih mindful dalam melakukan proses produksi yang tidak berimbas buruk bagi lingkungan. Laruna telah merangkum tiga inovasi warna ramah lingkungan yang dikembangkan menggunakan teknologi terkini sekaligus ilmu saintifik yang teruji dibaliknya. Ada apa saja? Let’s check it out!
Colorifix adalah perusahaan dari Inggris yang memiliki inovasi untuk mengurangi dampak lingkungan dalam pewarnaan tekstil dengan menggunakan teknologi berbasis kimia dan biologi. Langkah tim Colorifix mengekstrak warna alammi adalah dengan mulai menemukan warna yang diciptakan oleh organisme di alam—baik hewan, tumbuhan, serangga, atau mikroba. Melalui pengurutan DNA, Colorifix menentukan dengan tepat gen yang mengarah pada produksi pigmen dan kemudian menerjemahkan kode DNA tersebut ke dalam mikroorganisme. Mikroorganisme rekayasa yang dihasilkan kemudian dapat menghasilkan pigmen seperti yang diproduksi di alam. Keren sekali, kan?
Selanjutnya ada pewarna alami tekstil yang diekstrak dari alga yang dikembangkan oleh Living Ink. Dengan mengombinasikan teknologi dan sains, Living Ink mengembangkan alternatif pewarna tinta hitam alami yang disebut dengan Algae Ink™. Pigmen warna hitam yang dihasilkan dari inovasi pewarna alami ini tidak berdampak buruk pada emisi karbon dan diekstrak secara bertanggungjawab.
Alternatif ini dikembangkan oleh dua founder Living Ink: Scott & Steve, yang melihat pewarna tinta yang ada di industri umumnya diproduksi menggunakan produk petroleum yang mengandung racun. Inovasi ramah lingkungan ini membuat Living Ink banyak dipercaya oleh brand-brand fashion dunia seperti Adidas, Nike, dan Patagonia.
EarthColors® adalah metode baru untuk mengekstrak warna-warna warm untuk tekstil atau pakaian dari perusahaan Archroma. Dengan kombinasi teknologi yang dikembangkan dalam EarthColors® tersedia dalam enam jenis pewarna yang terbuat dari limbah sisa industri pertanian dan herbal. Ini mencakup palet warna alami untuk serat berbasis selulosa seperti kapas, viscose, linen, bambu, hingga kapuk.
Keep up with the latest fashion trends with Laruna! Temukan gaya terkini yang chic, modern, dan penuh inspirasi untuk melengkapi penampilanmu.