Monday, 01 January 2022

Y/Project: Kisah Rumah Mode Paris yang Tutup Setelah 14 Tahun

Meskipun memiliki basis penggemar yang kuat, termasuk selebritas terkenal, Y/Project tidak mampu bersaing dengan brand besar.
January 29, 2025  | Anggun Tifani
Y project
 

Y/Project, salah satu rumah mode paling inovatif asal Paris, telah mengumumkan penutupan setelah 14 tahun berkarya. Keputusan ini datang tak lama setelah Glenn Martens, direktur kreatif Y/Project sejak 2013, memutuskan untuk meninggalkan perusahaan pada bulan September. Tidak lama setelah itu, pada Oktober, rumah mode ini dinyatakan bangkrut karena tidak berhasil mendapatkan investor yang mampu menyelamatkannya.

"Setelah 14 tahun yang membuahkan hasil, Y/Project telah memutuskan untuk menghentikan operasi," demikian pernyataan resmi yang dirilis oleh merek tersebut. Dengan ini, Y/Project menutup babak perjalanan yang penuh inovasi dan prestasi dalam dunia mode. Namun, kisah ini juga menjadi pengingat bahwa kesuksesan kreatif tidak selalu beriringan dengan stabilitas finansial, terutama di industri yang sangat kompetitif seperti fashion.

Didirikan pada tahun 2010 oleh Yohan Serfaty dan Gilles Elalouf, Y/Project cepat dikenal sebagai salah satu merek yang menawarkan perspektif segar dalam mode kontemporer. Namun, tantangan finansial yang semakin berat, terutama akibat pandemi dan perlambatan pasar barang mewah, akhirnya menjadi batu sandungan yang terlalu besar untuk diatasi.

Perjalanan Kreatif yang Mendunia

Y project
Sumber wwd.com

Pada awal pendiriannya, Y/Project menarik perhatian melalui gaya desain Yohan Serfaty yang fokus pada garis-garis grafis dan konstruksi arsitektur. Estetika ini menjadi fondasi yang kuat bagi merek tersebut hingga kematian mendadak Serfaty pada tahun 2013. Saat itu, Glenn Martens mengambil alih sebagai direktur kreatif, membawa Y/Project ke level yang lebih tinggi.

Martens, dengan semangat kreatifnya yang luar biasa, berhasil membawa merek ini menjadi salah satu nama paling dihormati dalam dunia mode internasional. Ia dikenal dengan eksplorasi desain yang eksperimental dan inovatif, yang membuat Y/Project menjadi favorit para selebritas seperti Hailey Bieber, Rihanna, dan Kylie Jenner. Tidak hanya itu, kontribusi Martens juga membuatnya mencapai final Penghargaan LVMH pada tahun 2016 dan memenangkan Penghargaan Agung ANDAM pada tahun berikutnya.

Baca juga:   5 Rekomendasi Tas Korea Trendy yang Wajib Kamu Punya

Beberapa karya ikonik Y/Project yang paling dikenang meliputi koleksi denim berlapis-lapis yang memperlihatkan pendekatan unik terhadap konstruksi pakaian. Mereka juga dikenal dengan desain jaket oversized, gaun multifungsi yang bisa dikenakan dalam berbagai cara, serta aksesoris yang memadukan elemen klasik dan futuristik. Eksperimen mereka terhadap bentuk dan struktur pakaian menjadi ciri khas yang membuat Y/Project berbeda dari merek-merek lainnya.

Namun, meskipun pengakuan global terus berdatangan, stabilitas keuangan Y/Project tetap menjadi masalah. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk situasi keuangan mereka, menciptakan ketidakpastian ekonomi yang berdampak besar pada bisnis mode independen.

Menghadapi Tantangan di Pasar Barang Mewah

Industri mode mewah adalah salah satu sektor yang paling terdampak oleh perubahan ekonomi global. Meskipun memiliki basis penggemar yang kuat, termasuk selebritas terkenal, Y/Project tidak mampu bersaing dengan merek-merek besar yang memiliki dukungan finansial lebih stabil. Perlambatan pasar barang mewah, yang mulai terasa sebelum pandemi dan semakin parah setelahnya, membuat rumah mode ini semakin sulit bertahan.

Pada September 2024, Y/Project resmi berada di bawah pengawasan pengadilan niaga Paris, sebuah langkah yang biasanya menjadi upaya terakhir bagi perusahaan yang berjuang untuk tetap hidup. Meskipun ada beberapa calon investor yang menunjukkan minat, tawaran yang datang tidak cukup untuk menyelamatkan perusahaan ini dari kebangkrutan.

Kolaborasi dan Kreativitas Tidak Cukup

Pada tahun 2022, kolaborasi antara Y/Project dan Jean Paul Gaultier sempat mencuri perhatian di dunia mode dengan memadukan desain avant-garde Y/Project dan gaya ikonik Gaultier. Koleksi Fall/Winter 2022 menampilkan item dengan desain trompe l'oeil, seperti gaun, jaket, dan kaos yang menciptakan ilusi visual yang menarik. Koleksi kedua yang diluncurkan pada 2023, termasuk gaun maxi mesh Body Morph, semakin memperkuat identitas kolaborasi ini dengan memberikan tekstur dan volume yang unik, serta inovasi dalam konstruksi pakaian.

Baca juga:   Mengulik Pesona Futuristik dan Alam dari Koleksi Louis Vuitton Cruise 2023

Kolaborasi ini menunjukkan keberhasilan besar di pasar, terutama karena kedua merek ini memiliki reputasi yang kuat. Produk-produk seperti kaos lengan panjang dengan grafik trompe l'œil dan item eksklusif seperti jaket dan atasan dari LN-CC laris terjual, mengindikasikan adanya permintaan yang signifikan. Retailer ternama seperti SSENSE, Farfetch, dan MyTheresa menawarkan koleksi ini, memberikan akses lebih luas kepada konsumen yang tertarik pada desain eksperimental dan unik.

Penjualan koleksi ini menunjukkan angka yang baik, dengan banyak item yang cepat habis terjual setelah diluncurkan. Hal ini menjadi bukti bahwa koleksi ini sangat dihargai oleh penggemar mode yang menginginkan pakaian dengan estetika unik dan inovatif. Selain itu, platform barang bekas terkurasi seperti The RealReal juga menyimpan koleksi ini, menunjukkan bahwa minat terhadap produk ini terus berlanjut, baik untuk konsumen yang mencari barang baru maupun yang ingin membeli produk pre-loved.

Y project
Sumber Getty Images

Dengan desain yang tidak hanya menarik tetapi juga eksklusif, koleksi Y/Project x Jean Paul Gaultier terus menjadi favorit di pasar mode. Inovasi yang ditawarkan melalui teknik trompe l'œil dan struktur pakaian yang unik menjadikan kolaborasi ini tidak hanya sebagai tren sesaat, tetapi juga sebagai investasi dalam dunia mode kontemporer, menjadikannya koleksi yang sangat dicari oleh para kolektor dan penggemar fashion.

Namun begitu, hal tersebut nyatanya tak cukup untuk membua Y/Project terus melanjutkan hidup. Meskipun mereka mungkin memiliki kreativitas yang luar biasa, kemampuan untuk bertahan di industri ini sering kali ditentukan oleh faktor lain, seperti manajemen keuangan, strategi bisnis, dan akses ke sumber daya yang memadai.

Di bawah kepemimpinan Glenn Martens, Y/Project terus berinovasi dan menetapkan tren baru dalam dunia mode. Namun, inovasi tersebut tidak selalu diterjemahkan menjadi keuntungan finansial. Banyak rumah mode independen, termasuk Y/Project, menghadapi kesulitan dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk tetap relevan secara kreatif dengan tuntutan untuk tetap stabil secara finansial.

Baca juga:   Tyla Bangga Pakai Outfit dari Brand Lokal Indonesia, Kine

Pelajaran dari Penutupan Y/Project

Penutupan Y/Project memberikan beberapa pelajaran penting, terutama bagi mereka yang bercita-cita untuk masuk ke industri mode. Pertama, pentingnya memahami bahwa kreativitas saja tidak cukup. Dibutuhkan juga kemampuan untuk mengelola bisnis dengan baik, termasuk memahami pasar, menjaga hubungan dengan investor, dan memastikan arus kas yang sehat.

Kedua, industri mode saat ini semakin kompetitif, terutama dengan adanya merek-merek besar yang mendominasi pasar. Rumah mode independen harus menemukan cara untuk membedakan diri mereka, tidak hanya melalui desain tetapi juga melalui pendekatan bisnis yang inovatif.

Ketiga, dampak pandemi menunjukkan betapa rentannya industri ini terhadap perubahan ekonomi global. Rumah mode perlu memiliki rencana cadangan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga, seperti perlambatan ekonomi atau gangguan pada rantai pasok.

Akhir dari Sebuah Era

Dengan penutupan Y/Project, dunia mode kehilangan salah satu suaranya yang paling orisinal. Namun, pengaruh merek ini tidak akan mudah dilupakan. Warisan Glenn Martens dan Yohan Serfaty akan terus menjadi inspirasi bagi banyak desainer muda yang ingin menantang batasan-batasan dalam dunia mode.

Bagi kamu yang mencintai dunia fashion, kisah ini mungkin terasa menyedihkan. Namun, penting untuk melihatnya sebagai pelajaran berharga. Kreativitas memang sangat penting, tetapi keberhasilan jangka panjang membutuhkan strategi bisnis yang kuat. Dengan memahami tantangan dan peluang yang ada, generasi desainer masa depan dapat menciptakan karya yang tidak hanya indah tetapi juga berkelanjutan.

Akhirnya, Y/Project telah menutup pintunya, tetapi semangat inovasi dan kreativitas mereka akan terus hidup. Bagi dunia mode, ini bukanlah akhir, melainkan sebuah awal baru untuk merenungkan apa yang diperlukan agar industri ini tetap relevan dan berkembang di masa depan.

Reference: 
https://www.lofficielph.com/fashion/y-project-closes-brand-moda-glenn-martens-why
Copyright © 2023 - Style by Laruna - All rights reserved
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram