Di tahun-tahun puncak popularitasnya, antara tahun 1880-an hingga awal abad 20-an, jenis topi jerami ini tak hanya fungsional sebagai mode gaya, tetapi juga bagian dari simbol budaya dan sosial.
Selengkapnya tentang boater hat, asal-usulnya, perkembangan fungsionalnya sebagai mode, sebagai bagian dari budaya dan sosial sejak dipopulerkan pertama kali hingga saat ini akan dibahas lebih detail melalui ulasan berikut. Simak terus ya!
Secara terminologi, boater hat juga dikenal dengan berbagai macam nama lain. Tergantung daerahnya, boater hat disebut juga dengan straw boater, basher, skimmer, The English Panama, cady, katie, canotier, somer, sennit hat, atau di Jepang disebut can-can hat atau suruken.
Boater hat umumnya dibuat dari bahan jerami jenis sennit kaku. Bahan ini yang membedakannya dari jenis topi jerami lainnya, seperti misalnya topi panama yang terbuat dari bahan jerami tanaman Toquilla.
Siluet yang dihasilkan dari menganyam atau mengikat dengan sudut tertentu jerami sennit ini menampilkan boater yang berbentuk agak elips. Mahkota bagian atasnya rata dan agak tinggi, dan dikelilingi pinggiran datar yang tidak terlalu lebar. Kebanyakan boater menampilkan juga pita grosgrain solid atau stripped yang mengelilingi mahkota.
Seperti namanya, baoter hat sering diidentikkan dengan kegiatan berlayar atau mendayung. Bahkan, jerami sennit sendiri, sebagai bahan umum dari boater hat, merupakan bahan serat yang banyak digunakan dalam budaya oseania, dalam arsitektur tradisional pembuatan kapal, memancing, dan sebagai ornamen.
Dapat dikategorikan boater masuk ke dalam kelompok jenis topi berstruktur dengan brim atau pinggiran mengelilingi seluruh area mahkota. Kategori jenis topi ini termasuk misalnya topi fedora, trilby, panama, bowler, homburg, atau topi porkpie.
Saat ini, mengenakan jenis topi-topi tersebut memberikan kesan vintage pada tampilan si penggunanya. Beberapa diantaranya cocok untuk tampilan formal, tapi boater lebih pas dikenakan untuk occasion semi formal. Karena karakteristiknya yang breathable dan ringan, boater hat paling pas dikenakan saat aktivitas outdoor di musim panas untuk melindungi kepala dari terik matahari.
Sebagaimana topi ini dinamakan, boater hat diyakini asal usulnya merupakan representasi dari topi jerami canotier yang dikenakan secara tradisional untuk aktivitas berlayar dan mendayung oleh pendayung gondola di kota Venesia.
Melansir halaman Gentleman’s Gazette, sama seperti topi fedora yang awalnya merupakan topi wanita, boater hat baru diadopsi sebagai aksesoris pria sekitar tahun 1880-an. Sebelumnya sejak tahun 1860-an, topi boater lebih umum dikenakan oleh wanita dan anak-anak.
Pada tahun-tahun tersebut secara fungsional dan mode, boater banyak dikenakan oleh pria, wanita, dan anak-anak sebagai topi musim panas sehari-hari, atau sebagai topi untuk aktivitas berlayar, mendayung, atau olahraga.
Di puncak popularitasnya, antara tahun 1880-an hingga awal abad 20-an di Eropa, boater hat, yang awalnya dipakai masyarakat umum, terutama oleh kelas pekerja dan kelas menengah, mulai sering dikenakan oleh banyak kaum elite. Tak lama kemudian, terutama di Inggris dan Prancis, mode topi ini diasosiasikan dengan kelas sosial tertentu.
Gaya boater ini digambarkan sebagai citra atau gaya kelas atas, secara khusus pada acara-acara seperti misalnya Royal Ascot, sebuah acara pacuan kuda terkenal di mana hanya orang-orang dari kelas atas yang dapat pergi dan di mana mengenakan boater adalah suatu keharusan.
Kemudian di akhir abad 19, beberapa sekolah independen atau swasta di Inggris mengadopsi topi boater sebagai bagian dari seragam sekolah wajib siswa. Belum dapat dipastikan alasan di balik peraturan ini, tetapi mungkin ada hubungannya dengan citra yang ingin diberikan oleh sekolah-sekolah ini: pendidikan kelas atas untuk anak-anak kelas atas dan keluarga yang cocok dengan kelompok sosial tersebut, seperti dilaporkan laman hatrealm.
Penggunaan topi ini sebagai seragam sekolah wajib menyebabkan penurunan eksklusivitas boater sebagai simbol aksesoris kaum elite. Asosiasi topi telah bergeser dari simbol elit menjadi simbol siswa-siswi sekolah Inggris.
Di tahun-tahun berikutnya, popularitas topi jerami ini mulai menurun. Pada tahun 1980-an, sebagian besar sekolah umum Inggris tidak lagi menjadikan boater sebagai seragam sekolah wajib. Namun, beberapa sekolah di Inggris masih menganut tradisi seragam tradisional ini sampai sekarang, di mana topi ini dipakai untuk upacara tradisional dan acara khusus.
Boater sebagai topi jerami dikenakan dalam perayaan Hari Topi Jerami untuk menandakan awal musim panas. Dalam perayaan ini, pria beralih dari mengenakan topi kempa di musim dingin ke topi jerami untuk musim panas.
Sebaliknya, mengakhiri musim panas dirayakan dengan cara mengambil dan menghancurkan topi jerami yang masih dipakai. Sayangnya, tradisi menarik ini pernah berakhir jadi sebuah tragedi.
Di New York City pada tahun 1922, kebiasaan menghancurkan topi jerami ini untuk menandakan berakhirnya musim panas menyebabkan kerusuhan yang disebut dengan Kerusuhan Topi Jerami, yang berlangsung selama delapan hari, melibatkan sekitar seribu orang, dan menyebabkan sejumlah orang terluka.
Terlepas dari cerita historisnya, saat ini dalam konteks modern, boater hat secara fungsional dan mode dikenakan sebagai topi pada umumnya. Universal untuk pria dan wanita, tidak terkait dengan status atau kelas sosial.
Akan menambah kesan vintage, baik pria maupun wanita dapat menambahkan boater hat sebagai aksesoris kepala pada outfit kasual atau semi formal mereka.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!