Berdasarkan BBC, industri fashion bertanggungjawab terhadap 8-10% emisi karbon global dan menjadi penyebab dari 20% polusi air. Melihat permasalahan ini, sudah semestinya brand fashion dunia turut andil untuk berkontribusi mengurangi emisi karbon yang dapat memperburuk krisis iklim. Tantangan ini tidak lepas dari keterlibatan brand fashion mewah atau high-end brand untuk aktif memberikan inovasi yang menerapkan sustainability melalui koleksi fashion yang dirilis.
Brand fashion kelas atas memiliki peluang lebih untuk mengurangi emisi karbon melalui koleksi pakaiannya yang dibuat secara lebih premium dan material high quality. Selain itu, brand mewah juga memprioritaskan eksklusivitas dan kelangkaan dari apa yang mereka jual. Strategi tersebut dinilai memiliki peluang lebih tinggi bagi brand fashion mewah untuk bisa berkontribusi lebih banyak menerapkan sustainabilty.
Beberapa brand fashion mewah yang menerapkan sustainability berikut ini sudah membuktikan sendiri langkah dan upaya yang mereka lakukan.
Sejak tahun 2001, Stella McCartney telah berkomitmen untuk tidak menggunakan material tekstil yang bersumber dari hewan. Komitmen ini juga ditunjukkan dengan produk yang dirilis tidak membahayakan lingkungan atau memberikan dampak negatif bagi alam. Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh brand ini ditunjukkan dengan upaya mereka menghindari menggunakan bahan yang terbuat dari PVC, mengutamakan material daur ulang, dan mengisi daya listrik di setiap store offline mereka dengan tenaga surya.
Keseriusan Stella McCartney untuk berkontribusi mengurangi emisi juga ditunjukkan dengan menggunakan Kering’s Environmental Profit & Loss (EP&L) untuk membantu memahami dampak lingkungan yang telah dilakukan oleh brand. Alat tersebut membantu mengukur metrik penting seperti emisi gas rumah kaca, penggunaan dan polusi air, penggunaan lahan, polusi udara, dan limbah di seluruh rantai pasokan.
Brand mewah berikutnya yang juga mengusung konsep ramah lingkungan dalam praktik produksi dan koleksinya adalah PANGAIA. Nama dari brand ini sendiri sudah menunjukkan komitmen yang bertanggungjawab terhadap bumi – ‘Pan’ berarti inklusif dan ‘Gaia’ yang berarti mother earth.
Sebagai upaya untuk menciptakan desain yang positif dan berkelanjutan untuk bumi, koleksi pakaian dari PANGAIA menggunakan material ramah lingkungan yang diproduksi menggunakan teknologi tinggi. Material yang digunakan brand asal Inggris ini juga dikenal dengan penggunaan material sustainable yang inovatif seperti pengontrol bau PPRMINT™ dan AIR INK™ yang terbuat dari polusi udara. Upaya ini dilakukan oleh PANGAIA dengan satu visi - untuk mengurangi dampak negatif industri fashion di planet ini.
Chanel mulai terlibat dalam gerakan ramah lingkungan di produksinya ketika merilis sustainability report di tahun 2018. Di laporan tersebut, brand ini telah mendeklarasikan untuk tidak menggunakan bulu ataupun unsur hewani lain untuk memproduksi koleksi pakaian mereka. Untuk mendukung gerakan keberlanjutan, Chanel menggunakan Sulapac®-- material ramah lingkungan yang terbuat dari kayu dan pengikat nabati -- di beberapa koleksi dan kemasan produknya.
Di website resmi mereka, Chanel juga menunjukkan komitmennya untuk patuh terhadap komitmen Perjanjian Paris (COP21) untuk berkontribusi mengurangi karbon emisi melalui produksi yang lebih berkelanjutan dan bertanggungjawab. Komitmen ini ditunjukkan oleh Chanel dengan menggunakan energi alternatif pada proses produksinya, mendukung reforestasi, dan memberdayakan para petani lokal.
Brand mewah asal Italia ini turut berkomitmen untuk menjadi bagian dari gerakan fashion berkelanjutan dengan meluncurkan impact report dalam Gucci Equilibrium pada tahun 2021. Melalui laporan tersebut, Gucci berupaya untuk menunjukkan kontribusinya untuk menciptakan dampak positif terhadap generasi mendatang dan bumi. Beberapa aktivitas hijau juga ditunjukkan oleh Gucci pada praktiknya, mulai dari menggunakan energi terbarukan untuk proses produksi, beralih ke penggunaan sustainable leathers, dan kantor yang menerapkan aturan plastic-free.
Gucci juga baru-baru ini meluncurkan koleksi perdana dari inisiatif Gucci Circular Lines — 'Gucci Off the Grid'. Koleksi tersebut menonjolkan penggunaan bahan daur ulang, organik, berbasis bio, dan bersumber secara berkelanjutan untuk membuat pakaian, alas kaki, dan aksesoris yang menampilkan logo ikonik Gucci.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!