Di Gucci sendiri, beberapa desainer figurnya belum banyak dikenal publik pada saat awal penunjukan mereka sebagai Creative Director Gucci.
Meski bukan nama-nama besar, dengan resume dan pengalaman yang gemilang, para desainer terbukti berkontribusi membawa dan mengiringi perjalanan kesuksesan merek hingga menyandang titel sebagai salah satu label pesohor sampai saat ini.
Penasaran siapa saja sosok desainer yang pernah jadi Creative Director Gucci? Seperti apa sepak terjang mereka? Seperti apa wajah Gucci di bawah kepemimpinan mereka? Bagaimana gaya khas masing-masing? Dari gaya sensasionalitas Tom Ford hingga eksentrisitas Alessandro Michele, yuk, kenalan sama mereka. Simak ulasan singkatnya di bawah ini.
Mengawali karirnya sebagai desainer untuk lini pakaian ready-to-wear di Gucci sejak tahun 1990, Tom Ford dipromosikan menjadi Creative Director Gucci selang empat tahun kemudian, tepatnya tahun 1994.
Bersama dengan Dawn Mello, Vice President sekaligus Chief Designer Gucci saat itu, sosok Ford dianggap sebagai arsitek kebangkitan Gucci yang pada periode itu sempat terpuruk akibat perselisihan keluarga yang mewarnai dinamika label ini.
Dengan sentuhan gaya klasik era 70’an yang dikemas secara glamor dan sensasionalitas, desainer asal Amerika Serikat ini dinilai berperan dalam membantu merevitalisasi merek, memulihkan reputasi Gucci selama periode itu, dan mengembalikan identitas luxury pada brand tersebut.
Ide dan konsep kreatifnya pada label secara keseluruhan dan pada koleksi Gucci khusus Musim Gugur 1995 sukses besar secara komersial. Di eranya juga, pada tahun 1999, 'Jackie', tas ikonik Gucci, diluncurkan kembali dengan beberapa pembaruan, dengan cepat jadi produk new must-have item pada tahun-tahun tersebut.
Di masa jabatan Ford sebagai direktur kreatif hingga saat ini, Gucci diakuisisi oleh Kering Group, dulunya bernama Pinault Printemps Redoute (PPR), sebuah perusahaan holding barang-barang mewah asal Prancis. Selain Gucci, luxury brand lain yang dimiliki Kering Group diantaranya Yves Saint Laurent, Balenciaga, dan Alexander McQueen.
Tak lama setelah Gucci diakuisisi, pada tahun 2004, Tom Ford mengundurkan diri. Terhitung selama sepuluh tahun ia menjabat sebagai orang nomor satu dalam tim kreatif Gucci, dari tahun 1994-2004.
Sepeninggal Tom Ford, jabatan Creative Director Gucci belum terisi hingga tahun 2006. Untuk sementara waktu, fungsi dan peran kreatif dialihkan kepada Alessandra Facchinetti untuk mensupervisi lini pakaian wanita, Jhon Ray menangani lini pakaian pria, dan Frida Giannini mengambil alih lini aksesori.
Sebelumnya, ketiganya adalah anggota tim desain Gucci yang bekerja bersama Tom Ford. Dibayangi oleh kesuksesan mantan bosnya, Facchinetti, Ray, dan Giannini berusaha melanjutkan ciri khas desain yang sudah ada dengan pendekatan yang lebih pragmatis.
Baru di tahun 2006, Frida Giannini, yang sebelumnya menangani lini aksesori, ditunjuk untuk memangku jabatan Creative Director Gucci. Perilisan koleksi spring/ summer 2006 adalah debutnya sebagai direktur kreatif Gucci.
Lewat rancangannya yang feminim dan sensual, desainer asal Italia ini terbilang berhasil meneruskan kesuksesan label pasca ditinggal Tom Ford. Ia membangkitkan kembali motif “Flora” yang sempat jadi ikon Gucci sejak pertama kali pattern tersebut dirilis tahun 1981.
Fokus dalam memperluas lini aksesori, di bawah arahan kreatif Giannini lah Parfum Flora by Gucci yang sekarang menjadi ikon itu diluncurkan pada tahun 2009. Sebelumnya pada tahun 2008, Gucci by Gucci Pour Homme, wewangian pria pertama oleh Giannini, juga diluncurkan.
Selang sembilan tahun menjabat, Giannini mengundurkan diri sebagai Creative Director Gucci pada tahun 2014.
Sebelum diumumkan sebagai Creative Director Gucci tahun 2015, Alessandro Michele telah memiliki sejumlah peran eksekutif di Gucci sebagai Leather Goods Design Director dan Associate to Creative Director di bawah arahan Giannini.
Meski telah mengabdikan diri selama 12 tahun sejak tahun 2002 untuk merek tersebut, bahkan pernah bekerja bersama Tom Ford, nama Michele pada saat itu relatif belum banyak dikenal publik.
Namun, gaya unik Michele yang menghadirkan perspektif baru yang segar dan eklektik pada kemewahan klasik merek, terbukti sukses besar, menarik banyak pelanggan muda dan aspiratif, serta banyak orang dalam mode.
Menurut laporan Financial Times, pada awal 2017, diumumkan bahwa Gucci telah mencapai rekor penjualan di bawah kepemimpinan Michele, mendorong peningkatan laba sebesar 11% untuk perusahaan induk merek tersebut, Kering Group.
Memadukan kemewahan klasik Gucci, pengaruh vintage, dan kontemporer dengan cara yang tidak terduga, desain Michele dipuji karena estetika maksimalisnya, penggunaan warna dan pola yang berani, serta perayaan individualitas dan ekspresi diri.
Di bawah arahan kreatif Michelle, pada tahun 2019 Gucci meluncurkan kembali lini riasnya, Gucci Beauty, dan memperkenalkan wewangian unisex pertamanya, Mémoire d'Une Odeur. Sebelum mengundurkan diri pada Desember 2022, Michelle juga sempat berkolaborasi dengan sederet figur dan brand, seperti diantaranya DIsney, Kai Exo, dan Balenciaga.
Ialah Sabato De Sarno, Creative Director teranyar Gucci, yang bergabung januari 2023 lalu untuk mengisi peran yang ditinggalkan Alessandro Michelle. Sebelum bergabung dengan Gucci, Sabato telah memiliki jam terbang di sejumlah jenama mewah.
Tercatat, ia pernah bekerja untuk label Valentino selama 13 tahun. Selain itu, ia juga pernah menjadi bagian dari label Prada, dan Dolce & Gabbana.
Di Valentino sendiri, rekam jejaknya saat menjabat sebagai Fashion Director merek tersebut patut diperhitungkan. Sabato dinilai punya peran kunci bersama Perpaolo Piccioli, selaku Creative Director Valentino pada saat itu, dalam membantu rumah mode tersebut tumbuh menjadi luxury brand yang khas dan kuat.
Bersama Gucci, saat ini De Sarno dipersiapkan untuk mempersembahkan koleksi runaway debutnya di Milan Women's Fashion Week pada September 2023. Menarik untuk dinantikan bagaimana sepak terjang Sabato De Sarno di rumah mode Gucci, dan seperti apa wajah kemewahan klasik Gucci di bawah arahan kreatifnya.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!