Tahun 1930-an adalah sebuah dekade yang terbungkus oleh dua peristiwa monumental, yaitu Depresi Besar dan Perang Dunia II. Era ini menjadi periode yang menarik dalam sejarah mode.
Meskipun peristiwa-peristiwa besar tersebut mendominasi kejadian dunia, mode tetap menjadi salah satu aspek yang mencerminkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang sedang berlangsung. Wanita dan pria pada masa ini menghadapi tantangan besar, namun fashion tetap memberikan inspirasi, kreativitas, dan ekspresi diri.
Pada awal tahun 1930-an, dunia merasakan dampak dari Depresi Besar yang mempengaruhi ekonomi global. Namun, meskipun berada di masa sulit ini, mode tetap bersinar dan menginspirasi orang untuk menciptakan gaya yang unik. Hollywood dengan bintang-bintangnya yang glamor menjadi sumber inspirasi utama. Mereka menjadikan pakaian berkelas, sekaligus mencerminkan status sosial, menjadi lebih terjangkau bagi semua kalangan.
Seiring dengan bangkitnya industri, wanita semakin terlibat dalam dunia pekerjaan. Pakaian yang fungsional dan nyaman menjadi pilihan. Blus yang longgar dengan detail hiasan seperti pita dan frills populer, menciptakan tampilan yang feminin namun tetap cocok untuk bekerja.
Pinggang yang ditonjolkan dan rok yang pas di pinggul menggarisbawahi bentuk tubuh yang elegan. Ini adalah gaya yang mencerminkan kerja keras dan kesetaraan yang sedang berkembang.
Tren olahraga dan kegiatan luar yang menjadi populer pada tahun 1930-an terus berlanjut. Pakaian kasual mengadopsi gaya yang santai dan chic. Lounge pant dan celana lebar memperkenalkan tampilan yang nyaman namun tetap modis. Pengaruh dari gaya pelaut dan militer memberikan sentuhan kesejukan pada gaya ini.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Hollywood adalah pusat gaya dan inspirasi utama di tahun 1930-an. Wanita berbondong-bondong ke bioskop untuk melihat pakaian yang dikenakan oleh bintang favorit mereka.
Tren yang mereka lihat di layar, terutama dari aktris terkenal seperti Greta Garbo, Katherine Hepburn, dan Bette Davis, dengan cepat diadopsi dalam kehidupan sehari-hari. Gaun-gaun malam mewah dengan potongan miring dan siluet yang mempesona adalah ikon dari glamor Hollywood.
Pada tahun 1940-an, siluet pria lebih menonjolkan kesan maskulin. Bahu yang lebar, dada yang kokoh, dan pinggang yang terdefinisi menjadi karakteristik dari gaya ini. Model seperti Pangeran Edward mempopulerkan setelan English drape yang memberikan penampilan lebih elegan dan berkelas.
Wanita bukan satu-satunya yang berkontribusi dalam dunia pekerjaan. Pria juga memerlukan pakaian yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pakaian kerja mereka sering kali mengandalkan bib overalls atau coveralls dari denim atau kain duck yang kokoh. Kemeja kerja yang longgar dan celana flanel menjadi pilihan yang nyaman untuk bekerja.
Pada tahun 1940-an, gaya militer dan kasual memberikan pengaruh besar pada pakaian pria. Jaket olahraga menjadi tren yang digemari untuk kegiatan santai. Pengaruh gaya pelaut juga terlihat dalam beberapa elemen pakaian. Pria pada masa ini menunjukkan ketangguhan dan kesejukan dalam gaya mereka.
Gaya wanita yang mencerminkan perubahan sosial, serta gaya pria yang kuat dan tangguh, adalah cerminan dari semangat dan tekad masyarakat pada masa itu. Meskipun terjadi perubahan besar di dunia, fashion tahun 1930-an tetap menjadi bentuk ekspresi yang tak tergoyahkan.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!