Transformasi digital telah membawa banyak pengaruh terhadap industri fashion. Tidak hanya fenomena fashion yang telah merambah dalam metaverse, kini semakin canggih dan praktisnya Artificial Intelligence (AI) juga memberi transformasi besar bagi industri fashion. Kondisi pasca pandemi turut berpengaruh pada meningkatnya tren AI yang melebur dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tren dan penjualan pakaian.
Perubahan masif dari kebiasaan konsumen membeli produk fashion dapat terlihat dengan semakin tingginya tingkat pembelian di channel online seperti website atau ecommerce. Kondisi ini tentu tidak mengejutkan apabila AI memiliki komponen penting untuk membantu para pebisnis dalam industri fashion dalam hal pemasaran maupun mempelajari consumer behavior. Tren menggabungkan AI dalam bisnis fashion bisa dibuktikan dengan brand fashion populer seperti Zara, H&M, Dior, Macy's, dan Nike yang semuanya menggunakan AI dalam model bisnisnya.
Beberapa cara yang dilakukan seperti chatbot AI, personalisasi, atau prediksi tren sangat membantu dunia fashion. Keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi AI tersebut tentu menguntungkan bagi pebisnis, seperti yang dilansir dari Just-Style yang melihat AI sebagai solusi praktis bagi untuk memperkirakan tren fashion yang akurat selama beberapa tahun ke depan. Selain mempermudah pebisnis fashion untuk berinovasi, teknologi AI juga memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi mereka yang menerapkannya. Mengambil data dari McKinsey Global Fashion Index baru-baru ini, bisnis fashion yang telah mengadopsi teknologi AI berhasil meraup keuntungan hingga 144%.
Saat membahas teknologi AI dan fashion, kamu bisa mengalami kesulitan untuk membayangkannya. But worry not! Berikut beberapa contoh bentuk teknologi AI yang umum diterapkan dalam industri fashion. Ada apa saja? Yuk, intip daftarnya!
Non-fungible Token (NFT) adalah aset digital yang disimpan di blockchain (buku besar transaksi digital). NFT bisa berupa apa saja, termasuk video, musik, gambar, dan bahkan pakaian. Banyak brand fashion telah membuat NFT pakaian mereka sendiri, yang biasanya dapat digunakan oleh pelanggan di avatar digital mereka.
Dolce & Gabbana adalah contoh brand high fashion yang merilis koleksi NFT bertajuk “The Impossible Tiara”. NFT tersebut berhasil dijual dengan harga hampir $6 juta.
AI membuat pemotretan fashion bisa dilakukan dengan instan dan praktis. Melalui teknologi automated on-Model imagery, pengguna memungkinkan untuk melakukan foto produk dengan kualitas tinggi tanpa harus mengeluarkan banyak biaya saat melakukan pemotretan tradisional.
Hal ini telah digunakan oleh ASOS, retail fashion dan kosmetik online asal Inggris, yang menggunakan teknologi AI untuk mengadakan pemotretan virtual untuk showcase produk mereka di platform online.
Sebagai salah satu industri yang menyumbang emisi karbon terbesar di dunia, teknologi AI yang satu ini tampaknya bisa menjadi solusi untuk mengurangi limbah tekstil dari produksi fashion. Dengan gambar berkualitas tinggi yang dihasilkan melalui teknologi AI, penjual bisa membuat gambar virtual pakaian dan aksesori berdasarkan permintaan pelanggan dan tren mode.
Tidak hanya menghemat dari segi biaya produksi, teknologi ini juga bisa membantu desainer dan pebisnis untuk menunjukkan draft produk pakaian yang akan dijual sebelum akhirnya diproduksi secara massal. Fenomena gambar yang diproduksi AI ini bahkan mendorong brand fashion Glitch untuk menjual pakaian yang didesain berdasarkan algoritma AI.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!