Monday, 01 January 2022

Greenwashing: Pengertian, Ciri-ciri, dan Cara Menyikapinya dalam Sustainable Fashion

Greenwashing juga dapat terjadi dalam sustainable fashion, yaitu sebuah konsep kecintaan kepada lingkungan yang diwujudkan tidak hanya dalam praktek hidup berkelanjutan saja, tetapi juga diterapkan pada cara berpakaian.
April 19, 2023  | Pipintri Aviteni Damayanti
greenwashing fashion
 

Melalui citra ramah lingkungan yang terbentuk, masyarakat cenderung akan lebih memilih produk tersebut dibandingkan dengan produk lain di sektor yang sama, sehingga perusahaan mengalami peningkatan profit. Padahal di balik meningkatnya profit perusahaan, terjadi pula peningkatan permintaan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.

Apa yang dimaksud dengan istilah greenwashing dalam fashion?

Greenwashing adalah strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk menarik konsumen yang sadar akan lingkungan, dalam hal ini perusahaan memberikan citra yang ramah lingkungan terkait produk, nilai, dan tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak baik bagi kelestarian lingkungan.

Beberapa ciri-ciri greenwashing dalam fashion yang terdapat pada sebuah produk adalah sebagai berikut :

  • Fluffy language (bahasa halus), menggunakan kata-kata yang tidak mengandung arti yang jelas seperti eco-friendly, biodegradable, pure, natural, save the earth, non-toxic dan kata-kata lainnya
  • Opposite (berlawanan), green products made by dirty company yang memiliki arti sebuah produk ramah lingkungan yang dibuat oleh perusahaan yang kotor
  • No proof (tidak ada bukti), sebuah produk memiliki inisiatif yang bagus untuk melestarikan lingkungan tetapi tidak disertai dengan adanya bukti yang nyata
  • Outright lying (langsung berbohong), klaim dan memanipulasi data-data produk yang dibuat-buat sendiri tanpa ada pengujian produk yang jelas
  • Best in class (terbaik di kelasnya), menyatakan bahwa konsumen sedikit ramah lingkungan dibanding yang lain, meskipun sisanya cukup buruk. Misalnya dengan membeli air minum dalam kemasan botol plastik ini, dapat membantu akses air bersih di daerah tertentu
  • Imaginary friends (pendukung palsu), menyatakan adanya dukungan dari pihak ketiga misalnya terdaftar di BPOM dan MUI untuk membuktikan bahwa produk layak dan aman digunakan, padahal hal tersebut tidak benar dan hanya dibuat-buat
  • Just not credible (tidak dipercaya), produk yang dijual sebenarnya berbahaya tetapi dinyatakan aman untuk digunakan contohnya rokok dan minuman bersoda
  • Gobbledygook (sulit dimengerti), menggunakan tagline atau informasi yang hanya dimengerti oleh ilmuwan saja sementara orang awam tidak mengerti dan tidak dapat mengecek kandungan yang terdapat dalam produk
  • Irrelevant claims (klaim tidak relevan), melakukan penekanan pada produknya yang  memiliki keunikan dan diklaim ramah lingkungan sedangkan yang lain tidak ramah lingkungan
  • Unjustified image (gambar yang tidak dibenarkan), menggunakan gambar yang menunjukkan bahwa produk ramah lingkungan tetapi pada kenyataannya tidak ramah lingkungan
Baca juga:   Inovasi Perkembangan Pasar Sustainable Fashion di Indonesia

Menurut Kulsum 2020, sustainable fashion bertujuan untuk menyatukan seluruh pihak yang ada dalam industri fashion seperti fashion designer, produsen, distributor, dan konsumen guna mengubah cara produksi dan konsumsi bersama-sama agar menjadi lebih baik. 

Namun tidak semua brand yang kita ketahui berupaya melakukan perubahan ramah lingkungan

karena untuk mencapai semua itu diperlukan adanya perubahan bisnis model, demi kesejahteraan pekerja dan kelestarian lingkungan. Sehingga dalam prakteknya, istilah sustainable fashion dan eco-friendly hanyalah strategi pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menarik konsumen yang mencari brand fashion berkelanjutan tanpa menghiraukan dampak buruk terhadap lingkungan.

Mengetahui adanya greenwashing pada sebuah produk brand tertentu sangatlah penting, agar kita lebih waspada terhadap brand yang hanya mencari keuntungan dan membatasi usaha kita untuk berkontribusi menjaga bumi. Sebagai konsumen kita juga harus lebih kritis dalam berbelanja, seperti mencari informasi terkait bahan yang digunakan benar-benar ramah lingkungan, dari mana sumber dayanya, melakukan recycle sisa bahan, dan lain-lain agar kita tahu dan yakin jika brand tersebut tidak melakukan greenwashing. 

Greenwashing dalam fashion memang harus dihentikan, salah satunya dengan menerapkan konsep sustainable fashion

Penerapan sustainable fashion juga memiliki beberapa keuntungan  seperti, mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat pengeluaran biaya, memberikan kenyamanan yang lebih baik, dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Mari kita bersama-sama berkontribusi untuk terus menjaga bumi, dengan lebih memperhatikan apapun yang kita lakukan agar lingkungan tetap lestari!


With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!

Baca juga:   Mengenal Trashion, Upcycling Pakaian dari Sampah atau Barang Bekas
Reference: 
green.ui.ac.id https://green.ui.ac.id/greenwashing-ketika-realita-tak-sehijau-kata-kata/
Diakses pada tanggal 12 April 2023

beautynesia.id https://www.beautynesia.id/fashion/kenali-greenwashing-dalam-fashion-konsumen-dibohongi-brand-selama-ini/b-244999
Diakses pada tanggal 12 April 2023

sustaination.id https://sustaination.id/watch-out-10-ciri-ciri-greenwashing/
Diakses pada tanggal 12 April 2023
Be a Contributor and 
Write for Us
Tell me more
Copyright © 2023 - Style by Laruna - All rights reserved
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram