Inovasi Jamur untuk Material Fashion Ramah Ligkungan - Salah satu terobosan untuk material fashion ramah lingkungan tersebut yaitu jamur. Dengan fleksibilitas dan sifatnya yang ramah lingkungan, jamur menjadi bahan yang berkelanjutan untuk fesyen, membuka jalan bagi pendekatan yang lebih ramah lingkungan dan lebih etis terhadap pakaian.
Kulit jamur, juga dikenal sebagai kulit miselium, mulai populer sebagai alternatif berkelanjutan untuk kulit hewan dan sintetis tradisional. Bahan ini diproduksi menggunakan miselium, struktur akar jamur, yang dapat dibudidayakan dan dipanen tanpa memerlukan air dalam jumlah besar atau ruang pertanian yang luas. Hasilnya adalah bahan yang sangat mirip dengan kulit tradisional dalam hal tekstur dan daya tahan, menawarkan pilihan yang bebas dari material kurang ramah lingkungan yang menjadi permasalahan utama dalam produksi pakaian.
Kelebihan dari bahan kulit jamur sendiri adalah bahannya yang dapat terurai secara hayati. Ini berarti bahwa pada akhir siklus hidupnya, kain berbahan dasar jamur akan terurai secara alami, sehingga meninggalkan dampak minimal terhadap lingkungan. Karakteristik ini sejalan dengan model ekonomi sirkular, yang mempromosikan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap produksi dan konsumsi fesyen. Dalam hal mengurangi jejak karbon, produksi untuk material budidaya jamur untuk bahan fesyen membutuhkan lebih sedikit energi dan sumber daya dibandingkan dengan produksi tekstil tradisional.
Brand fashion global seperti Adidas, Stella McCartney, Lululemon dan Kering (yang memiliki merek-merek seperti Saint Laurent, Gucci dan Balenciaga) mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama untuk membentuk konsorsium Mylo, sebuah kemitraan dengan perusahaan solusi material di Silicon Valley, Bolt Threads, yang bertujuan untuk mengomersilkan Mylo, sebuah bahan yang lentur dan terbuat dari bahan dasar miselium.
Melalui Kerjasama ini, Stella McCartney a memperkenalkan pakaian pertama di dunia yang seluruhnya terbuat dari kulit jamur Mylo: sebuah bustier hitam dan celana panjang dengan model balon. Bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Bolt Threads - yang juga dikenal dengan Microsilk-nya - perancang busana asal Inggris ini membantu mengembangkan dan menyempurnakan tekstur dan tampilan Mylo: "kulit tanpa kulit" yang alami, dapat terurai secara hayati, dan 100 persen terbuat dari jamur.
Kesimpulannya, inovasi jamur sebagai material fashion menandai langkah signifikan menuju industri yang lebih berkelanjutan dan beretika. Inovasi material dari jamur ini menampilkan potensi solusi yang terinspirasi dari alam untuk mendefinisikan kembali masa depan fesyen. Seiring dengan semakin banyaknya konsumen yang mencari pilihan yang ramah lingkungan, bahan jamur menjadi bukti kekuatan transformatif dari inovasi berkelanjutan dalam dunia fesyen.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!