Monday, 01 January 2022

Kepergian Giorgia Armani dan Warisan Elegansi Abadi

Elegance is not about being noticed, it’s about being remembered
September 16, 2025  | Melisa Nirmaladewi
giorgio armani
 

Dunia mode berduka. Pada 4 September 2025, Giorgio Armani, desainer asal Italia yang dijuluki Re Giorgio atau “King Giorgio”, tutup usia di kediamannya di Milan pada umur 91 tahun. Berita ini segera menyebar ke seluruh dunia, meninggalkan keheningan di jantung industri fashion internasional. Sosok yang selama lebih dari lima dekade menjadi simbol kesederhanaan elegan ini meninggal dengan tenang, hanya beberapa minggu sebelum merayakan ulang tahun ke-50 label yang ia bangun sendiri sejak tahun 1975.

Armani bukan sekadar nama, melainkan sebuah institusi. Selama hidupnya, ia berhasil mengubah wajah fashion modern, terutama lewat soft tailoring yang membebaskan jas pria dari struktur kaku. Karyanya bukan hanya pakaian, tetapi juga bahasa tubuh baru, gaya berpakaian yang mencerminkan kebebasan, kenyamanan, namun tetap berwibawa. Dengan visi ini, Armani melahirkan tren yang kemudian dikenal luas sebagai power dressing, gaya yang memberi kepercayaan diri pada siapa saja yang mengenakannya, baik di ruang rapat maupun di karpet merah Hollywood.

NYTimes

Milan berubah menjadi lautan duka. Jenazah Armani disemayamkan di Teatro Armani, teater pribadi yang ia bangun di pusat kota. Ribuan pelayat berdatangan, dari mantan karyawan yang menyebutnya “figur ayah”, hingga nama besar mode seperti Donatella Versace. Banyak yang mengenakan busana hitam, bukan sekadar simbol berkabung, tetapi juga penghormatan pada estetika klasik yang selalu ia tekankan: kesederhanaan adalah bentuk elegansi tertinggi. Tribun-tribun dipenuhi ucapan terima kasih, pengakuan, dan rasa kehilangan dari seluruh dunia, mulai dari Presiden Italia Giorgia Meloni hingga bintang Hollywood seperti Cate Blanchett dan Richard Gere. Mereka sepakat bahwa Armani lebih dari sekadar desainer; ia adalah seorang visioner yang mengubah cara dunia melihat keindahan.

Giorgio Armani, Sosok yang Ikonik di Mata Dunia

giorgio armani
Associated Press

Nama Armani pertama kali mendunia pada era 1980-an, ketika jas rancangan khasnya dipakai Richard Gere dalam film American Gigolo. Adegan Gere berdiri di depan lemari penuh jas Armani menjadi salah satu ikon budaya pop paling berpengaruh, melambungkan desainer asal Piacenza itu ke panggung global. Sejak saat itu, Armani menjadi pilihan utama bintang-bintang besar. Lauren Hutton, Julia Roberts, hingga Cate Blanchett kerap tampil memukau dalam gaun dan jas ciptaannya. Di karpet merah, Armani menjadi sinonim dari kemewahan yang tidak berlebihan, sebuah gaya yang halus namun penuh pesona.

Baca juga:   5 Tips Tampil Gothic Style ala Outfit Wednesday Addams

Namun, warisan Armani tidak berhenti pada catwalk dan red carpet. Kerajaannya meluas ke berbagai lini bisnis: dari Giorgio Armani hingga Emporio Armani, dari lini couture Armani Privé hingga Armani Casa yang merambah interior rumah. Ia bahkan mendirikan hotel mewah di Dubai dan Milan, restoran eksklusif, serta ikut memiliki tim basket Olimpia Milano. Kekayaannya, yang mencapai miliaran dolar, bukanlah tujuan utama, melainkan hasil dari dedikasi panjang terhadap visi desain yang ia pegang teguh: menjaga keselarasan antara fungsi dan estetika. 

Uniknya, Armani tetap independen hingga akhir hayatnya, menolak untuk menjual rumah modenya kepada konglomerat besar seperti LVMH atau Kering. Keputusan itu membuatnya menjadi salah satu desainer terakhir yang masih sepenuhnya memegang kendali atas brand-nya sendiri.

Meski demikian, Armani juga manusia biasa. Dalam wawancara terakhirnya dengan Financial Times, ia mengaku hanya memiliki satu penyesalan: terlalu banyak bekerja. Selama puluhan tahun, ia nyaris tidak pernah berhenti, mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman demi pekerjaannya. “Saya berharap bisa meluangkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang saya cintai,” katanya lirih. Pengakuan itu menggambarkan betapa totalitasnya dalam berkarya sekaligus sisi rapuh seorang maestro yang selalu terlihat kuat dan disiplin.

Kepergiannya juga membawa efek instan di pasar mode. Platform belanja barang pre-loved seperti The RealReal, Vinted, hingga Vestiaire Collective melaporkan lonjakan pencarian dan permintaan atas koleksi vintage Armani. Fenomena ini bukan semata karena faktor “koleksi terakhir”, tetapi lebih sebagai refleksi bahwa masyarakat ingin merayakan warisan estetikanya dengan cara nyata: memiliki potongan busana yang lahir dari tangan sang legenda. Dalam dunia fashion, inilah tanda bahwa nama Armani akan terus hidup, bahkan setelah jasadnya dikuburkan.

Baca juga:   Paris Haute Couture Fashion Week menjadi Ajang Penampilan Para Selebriti

Suksesi dan Kelangsungan Visioner

Meski tidak memiliki anak kandung, Armani sudah menyiapkan generasi penerus. Keponakannya, Silvana Armani dan Roberta Armani, bersama Leo Dell’Orco, orang kepercayaan yang telah lama bekerja bersamanya, disebut-sebut akan meneruskan tongkat estafet. Ia pernah menegaskan bahwa perusahaannya harus tetap dijaga dengan “rasa hormat, tanggung jawab, dan cinta” nilai-nilai yang menjadi pondasi dari setiap koleksi yang ia lahirkan. Dengan fondasi yang begitu kokoh, dunia percaya bahwa label Armani akan terus berkembang tanpa kehilangan identitas.

Kini, setelah ia tiada, dunia mode kehilangan salah satu figur paling berpengaruh sepanjang sejarah. Namun, Giorgio Armani meninggalkan pelajaran penting: bahwa keindahan tidak selalu harus ditunjukkan dengan kilauan berlebih, melainkan bisa hadir dalam kesunyian, dalam garis sederhana, dan dalam keanggunan yang tidak berteriak. Ia mengajarkan kita bahwa mode adalah cermin kehidupan tentang bagaimana kita ingin dilihat, tetapi juga tentang bagaimana kita menghargai diri sendiri.

Mungkin benar, Armani sudah pergi. Tapi jas, gaun, parfum, hotel, hingga filosofi desain yang ia tinggalkan akan terus berbicara. Setiap kali seseorang mengenakan jas abu-abu lembut tanpa bantalan bahu yang kaku, atau gaun hitam minimalis yang jatuh anggun, di sanalah roh Giorgio Armani hadir. Abadi, elegan, dan selalu relevan.

Temukan artikel fashion terlengkap hanya di Laruna, stay stylish, stay updated!

Reference: 
https://www.bbc.com/news/articles/ceq25w34lv4o

https://www.nytimes.com/2025/09/04/fashion/giorgio-armani-dead.html
Copyright © 2023 - Style by Laruna - All rights reserved
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram