Beberapa tahun terakhir tren fashion mulai lebih mengedepankan produk ramah lingkungan. Konsumen yang sudah lebih paham pun mulai mempertimbangkan membeli material fashion eco-friendly, tak terkecuali untuk bahan pakaian. Material ini biasanya tidak hanya diproduksi sebagai bahan pakaian, namun juga produk lainnya seperti tas dan taplak meja.
Apa saja yang termasuk material fashion eco-friendly? Yuk, simak di bawah ini!
Salah satu jenis kain ramah lingkungan yang ngetren saat ini adalah linen. Linen terbuat dari tanaman rami yang merupakan tanaman tangguh dan bisa tumbuh meskipun kondisi tanahnya tidak subur. Kenapa linen disebut sebagai jenis kain ramah lingkungan? Karena proses produksi bahan linen dapat dilakukan tanpa memakai bahan kimia.
Linen juga tidak menghasilkan banyak limbah karena sebagian besar sisa produknya dapat dimanfaatkan dengan maksimal, contohnya sisa minyak biji rami yang dapat digunakan dalam pengawetan kayu dan pembuatan pernis.
Bahan linen juga mudah dikomposkan, jadi bisa terurai dengan sempurna. Bahkan, saat ditanam ia tidak membutuhkan pestisida. Itulah kenapa bahan linen lebih ramah lingkungan dibanding katun.
Sebagai salah satu jenis kain ramah lingkungan, linen cocok digunakan untuk pembuatan bahan pakaian terutama di negara tropis seperti Indonesia karena materialnya yang sejuk, awet dan menyerap keringat.
Tahu gak, jika dirawat dan disimpan dengan baik bahan linen bisa bertahan sampai 30 tahun lho! Dengan begitu kamu bisa menerapkan slow fashion yang berperan membantu menjaga bumi. Tidak hanya sebagai bahan pakaian, linen juga diproduksi sebagai bahan pembuatan tas, handuk, sprei, tirai, dan taplak meja.
Selain linen, berikut ini merupakan beberapa jenis kain ramah lingkungan:
Katun organik merupakan salah satu jenis kain ramah lingkungan yang paling banyak dicari dan digunakan konsumen. Materialnya yang sejuk, menyerap keringat, ringan dan tahan lama sangat cocok jadi bahan dasar pembuatan pakaian.
Produksi katun organik juga tidak menggunakan bahan kimia sehingga minim sekali limbah. Selain itu warna yang dihasilkan lebih tajam dibandingkan bahan katun non organik. Pertanian katun organik terbukti dapat membantu mengurangi pemanasan global dan gas hasil rumah kaca. Keren banget ya.
Kain hemp berasal dari tanaman yang sejenis dengan ganja hingga disebut tanaman ganja industri, tapi tenang saja karena tanaman ini aman dan tidak memabukkan. Hemp adalah tanaman yang tidak merusak tanah tempat ia tumbuh, tidak membutuhkan pestisida dan mudah terurai.
Proses produksinya pun tidak membutuhkan bahan kimia berbahaya, kamu cukup mematahkan batangnya dan ekstrak seratnya dapat diolah. Meskipun terlihat cukup kasar, namun kain hemp memiliki serat yang kuat dan bersifat hypoallergenic alias tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Semakin lama dipakai, bahan ini semakin lembut. Biasanya kain hemp digunakan untuk bahan tas, tatakan piring dan gelas, taplak meja, hiasan bahkan alas tidur hewan peliharaan.
Tencel adalah bahan yang berasal dari serat pohon Eucalyptus atau Beech Wood dan bukan dari serat kepompong sehingga 100 persen alami dari tumbuhan. Kain tencel dikenal lembut seperti sutra. Selain dingin dan sejuk, tencel juga aman untuk kulit yang sensitif. Biasanya kain ini diproduksi menjadi sprei, selimut, bed cover, dan pakaian.
Setelah mengetahui beberapa jenis material eco-friendly di atas, jangan lupa untuk selalu berkontribusi dalam menjaga lingkungan salah satunya dengan menggunakan bahan-bahan yang eco-friendly dan sustainable. Kalau bukan dari diri sendiri, siapa lagi?
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!