Menerapkan Sustainable Fashion di Bulan Ramadhan - Setiap tahunnya, membeli baju lebaran sudah menjadi tradisi umat muslim di Indonesia sehingga memunculkan tren model yang berbeda. Namun, jangan sampai resolusi menerapkan sustainable fashion di tahun 2024 jadinya gagal ya.
Resolusi sustainable fashion harus tetap dijalankan meskipun di bulan ramadhan dan menjelang lebaran. Agar niat baik untuk menjaga kelestarian planet tetap lanjut, serta mencegah keinginan impulsif memborong pakaian sekaligus mengikuti tren tahunan. Maka kamu harus menahan godaan tersebut.
Nah, bagaimana sih langkah agar tetap konsisten menerapkan sustainable fashion di bulan ramadhan? Yuk, cari tahu dari rangkuman yang kami dapatkan dari beberapa sumber.
Model bisnis industri busana yang mengikuti tren atau fast fashion berpotensi mencemari lingkungan. Apabila terus menggunakan barang tersebut, maka dapat diperkirakan dapat meningkatkan emisi karbon menjadi 50% pada tahun 2030 mendatang.
Jadi, itulah pentingnya kesadaran untuk menerapkan sustainable fashion agar lebih ramah lingkungan. Konsep sustainable fashion berhubungan dengan bahan yang ramah kulit, pembuatan yang tidak mengeksploitasi pembuat, buruh pabrik, produsen bahkan distributor baju tersebut.
Ini juga berkaitan dengan sampah tekstil yang sulit terurai, fast fashion yang serba cepat dan murah menyebabkan semakin banyaknya sampah baju. Apalagi akan ada tren baru setiap tahunnya. Konsep dapat berjalan atas dukungan produsen serta masyarakat sebagai konsumen utama barangnya, karena itu lebih baik mulai dari kamu sendiri terlebih dahulu.
Tradisi tahunan ini mungkin sulit dihindari, apalagi sejak dulu orang tua selalu membelikan baju lebaran. Kebiasaan tersebut bisa mulai dihentikan mulai dari kamu loh, berikut langkah yang bisa mulai dilakukan.
Langkah pertama dengan memasang alarm kesadaran dalam diri sendiri. Kamu sebaiknya melakukan riset sebelum mengambil keputusan apapun. Alarm ini yang akan mem-filter untuk membeli yang penting, tempat berbelanja yang tepat agar tidak impulsif.
Misalnya, menggunakan tolak ukur dari Livia Firth dan Lucy Siegle, pendiri Eco-Age pada tahun 2015 ini. Mereka mencetuskan tolak ukur pakaian yang tepat sebagai investasi adalah dapat digunakan sebanyak 30 kali pemakaian.
Walaupun sebenarnya, tolak ukur tersebut telah dianggap ketinggalan zaman. Kamu juga bisa membeli pakaian dengan memikirkan apakah hanya digunakan sekali? Atau, membeli untuk digunakan berkali-kali. Sehingga alangkah baiknya membeli pakaian yang serbaguna. Jadi, baju tersebut dapat di “mix and match” untuk berbagai macam kegiatan.
Pada acara tertentu, menyewa kostum juga dapat menjadi solusi terbaik untuk meminimalisir pembelian baju berlebihan. Tidak sulit mencari penyedia jasa penyewaan pakaian untuk acara semisal gaun, kebaya, atau blazer dan lainnya.
Meskipun terdengar sepele, sebenarnya hal ini sangat penting loh. Membeli pakaian dengan kualitas lebih tinggi memiliki kemungkinan besar lebih tahan lebih lama.
Merawat pakaian dengan baik dapat memperpanjang usianya. Misalnya, para ahli fesyen menyarankan untuk menyetrika pakaian dengan uap daripada setrika biasa. Alat tersebut lebih direkomendasikannya sebagai alternatif yang efisien serta melembutkan kain. Selain itu, alat itu dapat mengurangi bau tak sedap, membunuh bakteri hingga membuatnya lebih segar.
Mungkin kamu tidak bisa jika harus berhenti mengikuti tren karena FOMO (Fear of Missing Out). Solusinya kamu bisa memilah baju lama untuk disumbangkan kepada orang lain. Cara ini lebih efektif, sekaligus dapat menjadi saat baik untuk berbagi dengan sesama selama bulan ramadhan. Terlebih di hari lebaran kamu menginginkan untuk tampil beda sebagai bentuk suka cita.
Menyumbangkan baju lama tentu saja akan menjadi kebahagiaan pada orang lain. Terapkan aturan one-in, one-out sebelumnya. Jadi, ketika memutuskan untuk membeli sebuah pakaian, maka setidaknya ada satu pakaian lama yang didonasikan.
Namun, ini juga bisa menjadi bisnis tersendiri, baju lama yang masih memiliki kualitas bagus dapat dijual sebagai preloved.
Tidak ada salahnya untuk membeli barang yang berkualitas bagus demi memperoleh kualitas yang diinginkan. Ubah mindset lama misalnya, “gapapa murah yang penting banyak gantinya”.
Seperti niat di awal yakni menerapkan sustainable fashion, maka tidak akan menjadi masalah untuk memiliki sedikit baju. Kualitas yang bagus mungkin harus dibayar dengan harga lebih mahal. Jadi, tidak ada lagi kata ‘impulsif’ ketika membeli penghuni lemari baru, tetapi membeli sesuai kemampuan dompet kamu.
Di Indonesia, sudah banyak brand lokal yang mengusung konsep sustainable fashion Sore Studio, Osem, Pijak Bumi dan masih banyak lagi lainnya. Namun, jika merasa harganya terlalu mahal, ada pilihan lain yaitu membeli baju preloved atau second. Hari ini sudah banyak toko thrift yang menjual baju bekas yang masih berkualitas bagus.
Berkreasi dengan barang lama yang ada di lemari lalu merubah penampilannya agar lebih menarik. Menambahkan mutiara atau payet pada gamis lama yang polos. Bisa juga menambahkan aksen pita, aksesori serta kreasi lainnya hingga menghasilkan tampilan baru.
Merubah penampilan baju baru merupakan langkah ramah lingkungan dalam dunia fesyen. Beberapa orang bahkan memilih membayar penjahit profesional untuk merombak baju lebaran lama menjadi baru.
Tampil maksimal di hari lebaran tidak harus dengan baju baru loh. Mengkreasikan pakaian lama bisa membuat kamu terlihat lebih segar sekaligus tetap menerapkan resolusi di tahun 2024.
Jangan sampai karena ingin mengikuti tren baju lebaran tahunan, kamu jadi kalap untuk membeli banyak baju. Yuk, tetap menerapkan sustainable fashion demi menjaga planet bumi.(*)
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!