Salah satu jenama sepatu yang kehadirannya tak lekang oleh waktu adalah Converse. Sampai sekarang, jenama yang satu ini masih menjadi salah satu pilihan utama saat anak-anak muda hendak membeli sepatu.
Setiap produk keluaran Converse, entah mengapa, selalu cocok untuk dipadankan dengan berbagai gaya. Entah itu kasual atau formal, vintage maupun modern, Converse selalu mengeluarkan sisi terbaik dari penggunanya.
Namun banyak yang belum tahu asal muasal sepatu Converse ini, terlebih bagi mereka yang tidak merasakan kemunculan sang jenama untuk pertama kalinya di pasaran lebih dari seratus tahun lalu. Oleh karena itu, ada baiknya buat kalian untuk menyimak ulasan ini.
Converse di era sekarang dikenal sebagai salah satu item fashion kasual. Namun banyak yang belum tahu kalau sejarah Converse awalnya diluncurkan sebagai sepatu olahraga, khususnya basket.
Jenama Converse pertama kali ditemukan pada tahun 1908 oleh perusahaan Marquis Mills of Malden Massachusetts.
Seri All-Star merupakan salah satu yang paling banyak dicari hingga sekarang. Produk ini pertama kali diluncurkan 15 tahun setelah Converse ditemukan, dengan tujuan mendapatkan perhatian para atlet.
Konsistensi Converse memperkenalkan produknya sebagai sepatu basket terbaik pun membuahkan hasil. Chuck Taylor menjadi seorang game-changer, di mana dirinya membuat popularitas Converse di dunia perbasketan meroket.
Kerja sama antara Converse dan Chuck Taylor pun berawal dari ketidaksengajaan. Suatu hari, Taylor mengunjungi perusahaan dengan niatan memberikan komplain karena produk Converse membuat kakinya sakit.
Converse melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk memasarkan produknya. Alih-alih mengirimkan buzzer mengabaikan komplain tersebut, mereka justru mengangkat Taylor sebagai penjual sekaligus brand ambassador.
Keputusan ini terbilang tepat 100 persen. Sebab sejak saat itu, Converse berhasil menarik perhatian atlet-atlet basket untuk membeli produknya. Converse pun menjadi sepatu yang dikenakan oleh kebanyakan pemain NBA di tahun 1940-an.
Converse tidak mengenal usia dan gender. Mulai dari anak-anak, orang dewasa, pria dan wanita cocok menggunakan produk Converse. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa Converse bisa menduduki puncak popularitas di dunia sepatu.
Converse kini tak lagi digunakan oleh pemain basket di era sekarang. melainkan publik figur dari profesi berbeda. Selebriti seperti Kirsten Stewart hingga Emma Roberts menggunakan produk Converse secara reguler.
Subkultur punk juga turut mendukung penguatan citra Converse sebagai sepatu kasual. Jenama ini menempel kuat pada band punk-rock legendaris asal Inggris, the Ramones. Keterikatan ini pun sejatinya tidak terduga, karena Converse tidak pernah mengkhususkan produknya sebagai bagian dari subkultur punk.
Citra Converse pun semakin kuat usai bekerja sama dengan berbagai publik figur lain, khususnya di dunia musik. Tercatat Converse pernah bekerja sama dengan Pink Floyd, The Clash, Metallica, hingga Miley Cyrus. Kolaborasi inilah yang membuat mereka tetap relate dengan generasi sekarang.
Meskipun dikenal sebagai jenama besar, perjalanan Converse dalam industri fashion tidak selamanya mulus. Jenama ini sempat dihadapkan dengan krisis sampai dinyatakan bangkrut beberapa tahun lalu.
Semua berawal pada era ’70-an. Sejarah converse sempat menjadi raja sepatu pasca perang dunia kedua. Namun pada era ’70-an, mereka mendapatkan persaingan yang ketat dari jenama-jenama lainnya.
Nike dan Adidas muncul sebagai pesaing kuat Converse di dunia perbasketan. Desain-desain terbaru dari dua jenama tersebut membuat Converse kehilangan status sebagai sepatu basket ternama dan mulai dihadapkan dengan kebangkrutan.
Popularitas Converse mengalami penurunan drastis sampai akhirnya perusahaan dinyatakan bangkrut pada tahun 2001. Untungnya, Footwear Acquisitions menyelamatkan Converse dengan menghubungkan mereka ke pemain-pemain besar.
Adalah Nike yang menjadi penyelamat Converse. Pada tahun 2003, mereka resmi mengakuisisi Converse dengan mahar 300 juta dollar. Nike kemudian melakukan ekspansi besar-besaran dengan produk Converse dan merambah ke berbagai sektor fashion lain.
Kini Converse sudah jauh dari kata kebangkrutan. Produk ini diyakini bakal bertahan lebih dari satu dekade ke depan. Sebab hingga sekarang, Converse masih menjadi pilihan utama bagi anak-anak muda di zaman sekarang.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!