Kamu pasti tahu betapa gemerlap dan eksklusifnya Paris Fashion Week. Tapi, ada yang benar-benar istimewa di musim gugur/dingin tahun 2025 ini. Paris Fashion Week Fall/Winter 2025 bukan sekadar pekan mode biasa, ia menjadi panggung debut sejumlah tokoh penting di industri fashion yang siap mengguncang selera dan persepsi.
Untuk kamu yang mengikuti perkembangan fashion, momen debut di Paris Fashion Week Fall/Winter 2025 adalah peristiwa yang wajib diperhatikan. Tahun ini, panggung mode Paris jadi saksi transformasi besar dari rumah-rumah mode legendaris seperti Givenchy, Tom Ford, hingga Stella McCartney. Semua hadir dengan cerita baru yang segar dan berani.
Kehadiran direktur kreatif baru di beberapa rumah mode besar menjadi penanda awal era baru. Momen debut mereka bukan hanya tentang koleksi, tapi juga tentang bagaimana sebuah identitas merek bisa berubah arah dalam satu langkah berani. Ini bukan cuma peragaan busana, ini sejarah yang terjadi di atas runway.
Kembalinya saham rumah mode ke tangan Stella McCartney menjadi simbol kebebasan baru. Ia merayakannya lewat koleksi yang ia beri judul "Laptop to Lapdance", perpaduan dunia kerja dan dunia malam.
Panggung disulap menjadi kantor lengkap dengan meja komputer dan tiang tari. Model berjalan dalam balutan jas kerja dipadu sepatu thigh-high boots berkilau. Tema wanita bekerja diangkat secara lugas dan playful, tanpa kehilangan esensi keberlanjutan yang selama ini diusung McCartney. Kulit ular dan burung unta dalam koleksi ini? Semuanya dari bahan alternatif ramah lingkungan.
Sarah Burton mengambil alih tongkat estafet di Givenchy dan langsung membuat gebrakan. Ia menyelami arsip rumah mode ini, menemukan pola jahitan yang dibuat oleh Hubert de Givenchy sendiri pada tahun 1952.
Burton menghadirkan koleksi yang fokus pada struktur dan siluet. Teknik tailoring yang biasanya lekat dengan busana pria, kini diadaptasi untuk tubuh perempuan. Ada bodysuit dengan lipatan dramatis di bahu, serta setelan dengan potongan kepompong yang terlihat futuristik namun tetap elegan. Penutup acaranya? Gaun kuning menyala dari 140 meter tulle, sebuah romantisme yang terasa sangat teatrikal.
Julian Klausner menjadi pewaris estetika Dries Van Noten setelah sang desainer pensiun tahun lalu. Berbekal pengalaman enam tahun bekerja langsung dengan Van Noten, Klausner tahu bahwa inti dari brand ini adalah permainan tekstur, motif, dan sentuhan artistik.
Di Opera Garnier yang megah, ia memperlihatkan koleksi penuh eksperimen. Gaun-gaun asimetris dan siluet bebas terbentuk dari kain yang disampirkan langsung ke tubuh model. Ini bukan koleksi yang kaku, tapi hidup dan dinamis—seolah tiap potongan ingin bercerita tentang penemuan diri.
Pieter Mulier membuat debut yang berbeda dengan kebanyakan rumah mode lain. Ia mempersembahkan koleksi musim panas dan gugur 2025, bukan musim dingin. Panggungnya diisi oleh karya seni tanah liat dari Mark Manders, menciptakan suasana yang sangat personal dan kontemplatif.
Mulier membawa filosofi bahwa tubuh adalah milik kita sendiri. Koleksinya menghadirkan bodysuit dengan rok lipit yang tidak konvensional, gaun dengan potongan perut yang berani, dan rompi tiga dimensi yang eksperimental. Ini adalah interpretasi seni rupa dalam wujud busana sekaligus pernyataan tentang keberanian untuk tampil otentik.
Masuknya Haider Ackermann sebagai direktur kreatif Tom Ford menghadirkan nuansa baru. Ia menyebut dirinya sebagai "pagi setelah kehidupan malam", menandakan pendekatannya yang lebih kontemplatif terhadap sensualitas.
Koleksi ini mengalir seperti narasi pribadi. Gaun pastel dengan potongan bersih, belahan tajam, dan sentuhan androgini menjadi highlight. Aksen bibir merah menyala dan penggunaan bahan kulit khas Tom Ford tetap dihadirkan, tapi dengan gaya yang lebih dewasa dan tenang. Tidak ada klimaks mencolok, justru kepercayaan dirinya tercermin dalam konsistensi.
Momen transformasi berbagai designer tersohor di Paris Fashion Week Fall/Winter 2025 adalah bukti bahwa dunia fashion terus bergerak. Ada ruang untuk warisan dan inovasi berjalan berdampingan. Ketika rumah-rumah mode besar memberikan kepercayaan kepada nama-nama baru dan lama untuk merancang masa depan, kita disuguhkan karya-karya yang bukan hanya indah, tapi juga berarti.
Kalau kamu penggemar fashion, ini adalah saat yang seru untuk menjadi saksi perubahan. Dari Givenchy yang menghidupkan kembali romansa klasik, Tom Ford yang menyentuh sisi lembut sensualitas, hingga Stella McCartney yang menegaskan identitasnya sebagai desainer independen semuanya menandai langkah baru yang layak diikuti. Jadi, mana momen debut favoritmu di Paris Fashion Week Fall/Winter 2025?
Keep up with the latest fashion trends with Laruna! Tampil stylish dan percaya diri dengan gaya yang selalu up-to-date!