6 Elemen Budaya yang Disertakan dalam Desain Fashion Etnik - Siklus tren fashion memang selalu berubah dalam waktu singkat. Salah satunya, fashion etnik yang mencuri perhatian karena menggabungkan dan memasukkan nuansa tradisional dengan sentuhan modern ke dalam desainnya. Fashion etnik seringkali menawarkan keunikan dan identitas kultural yang kaya seperti mencakup penggunaan motif, warna, kain, aksesoris, atau potongan pakaian yang berasal dari kelompok etnik di seluruh dunia.
Penggunaan berbagai keunikan dan identitas tersebut merupakan cara untuk menghormati dan merayakan keanekaragaman budaya. Selain itu, penggunaan elemen budaya dapat mengapresiasi warisan budaya tertentu sambil mengekspresikan diri melalui gaya pribadi. Berikut adalah 6 elemen budaya yang sering disertakan dalam desain fashion etnik, antara lain :
Salah satu elemen budaya yang penting dan sering disertakan dalam fashion etnik adalah motif dan pola tradisional sebagai ciri khas suatu budaya. Dimana motif dan pola tradisional tersebut mencakup berbagai jenis desain seperti batik dari Indonesia, paisley atau motif berbentuk tetesan air yang digabungkan dengan corak lainnya dari India, tartan dari Skotlandia, motif ikat, dan juga motif geometris yang khas dari budaya tertentu.
Dalam desain fashion etnik yang unik seringkali menggunakan palet warna yang mencerminkan budaya tertentu. Misalnya, warna-warna cerah yang terdapat dalam desain pakaian India atau warna-warna yang terinspirasi oleh alam seperti merah, oranye, kuning, biru, dan coklat yang terdapat dalam desain pakaian penduduk asli Amerika.
Fashion etnik biasanya terbuat dari kain-kain yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri, terlebih lagi jika desainnya diperuntukkan bagi budaya tertentu. Seperti kain sutra dari Tiongkok, kain sarung atau kain tenun dari Indonesia, kimono dari Jepang, kaftan dari Timur Tengah, dan juga kain kente dari Ghana.
Beberapa jenis aksesoris tradisional seperti kalung, gelang, anting-anting, atau ikat kepala juga dapat mengandung elemen-elemen budaya. Sehingga, biasanya ditambahkan ke dalam desain fashion etnik sebagai aksesoris yang mencerminkan nilai-nilai dan simbolisme dari budaya tertentu. Misalnya, kalung perhiasan etnik atau topi dengan berbagai motif budaya.
Elemen budaya selanjutnya yaitu siluet dan potongan pakaian, yang mampu memperlihatkan pengaruh dari budaya tertentu. Misalnya, pakaian atau gaun kebaya yang berasal dari Indonesia, sarafan dari Rusia, sari dari India, dan baju kurung Melayu.
Elemen budaya terakhir yang sering disertakan dalam desain fashion etnik adalah bordir dan hiasan tangan seperti payet, atau sulaman yang mencerminkan seni tradisional suatu budaya.
Penggunaan elemen budaya dalam fashion etnik bisa menjadi ekspresi kreatif dan cara untuk menghormati serta mengapresiasi keanekaragaman budaya di dunia. Dengan tidak melakukan peniruan budaya atau penggunaan yang tidak diperbolehkan, karena dapat melukai perasaan orang-orang dari budaya yang bersangkutan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konteks budaya dan menghormati budaya tertentu, ketika ingin menggunakan elemen-elemen budaya dalam desain fashion.