12 Upaya Mengurangi Konsumsi Air dalam Industri Fashion - Industri fashion mendapatkan perhatian serius dan menjadi topik perbincangan dari banyak pihak karena dampak negatif yang signifikan terhadap sumber daya maupun lingkungan. Terlebih lagi, pada industri fast fashion yang memasarkan produk dalam jumlah besar dengan waktu singkat. Harga yang ditawarkan untuk produk fashion pun murah namun tentunya dengan kualitas yang rendah.
Banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan dari tingginya produksi pakaian yang dilakukan oleh industri fast fashion tersebut. Salah satunya adalah pencemaran air yang bisa terjadi dalam proses produksi bahan baku, proses produksi pakaian, dan limbah tekstil. Misalnya, proses produksi bahan baku seperti kapas, sutera, dan wol memerlukan pestisida dan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari air dan tanah. Kemudian, proses produksi pakaian seperti pencelupan dan pengolahannya juga menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari air. Limbah tekstil yang dihasilkan oleh industri fashion juga dapat mencemari air dan tanah jika tidak diolah dengan cara yang benar.
Oleh karena itu, mengurangi konsumsi air pada proses produksi pakaian dalam industri fashion merupakan sebuah langkah penting untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Berikut adalah 12 upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi air dalam industri fashion, antara lain :
Membuat rancangan desain produk yang meminimalkan potongan limbah seperti mengoptimalkan pemanfaatan bahan dengan pemotongan pola yang lebih efisien dapat membantu mengurangi kebutuhan akan bahan mentah dan juga air dalam proses pembuatan kain.
Menggunakan bahan berkelanjutan yang memerlukan lebih sedikit air dalam proses pertumbuhan dan produksinya. Misalnya, kapas organik, tencel (serat selulosa), dan serat ramah lingkungan lain yang dapat menjadi pilihan alternatif dibandingkan dengan bahan konvensional.
Meng-install sistem daur ulang air di pabrik dapat mengurangi kebutuhan air bersih. Sistem ini memungkinkan terjadinya penggunaan kembali air bekas dari berbagai tahapan produksi. Air yang sudah digunakan pada satu atau dua tahapan proses produksi mungkin masih bisa dipakai kembali pada proses lainnya yang dapat menggunakan air kurang bersih.
Proses pewarnaan tekstil merupakan salah satu tahapan yang memerlukan air dalam jumlah besar. Melalui teknik pewarnaan yang lebih efisien dan ramah lingkungan, serta mempertimbangkan untuk menggunakan pewarna alami atau teknik pewarnaan tanpa air jika memungkinkan dapat mengurangi konsumsi air dalam industri fashion.
Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi tekstil seringkali dapat menghasilkan limbah beracun dan membutuhkan banyak air untuk pemrosesannya. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan untuk menggunakan alternatif bahan-bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Pemrosesan tekstil tanpa air merupakan alternatif yang efisien untuk mengurangi konsumsi air dalam industri fashion. Misalnya, karyawan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan air dalam beberapa tahapan produksi pemrosesan oksidasi basah.
Memonitor dan mengendalikan proses produksi secara ketat untuk menghindari pemborosan air. Selain itu juga memastikan bahwa peralatan dan mesin beroperasi pada efisiensi yang tinggi. Kemudian, memastikan air limbah dari proses produksi dikelola dan diolah dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan. Langkah-langkah ini dapat menjadi efektif untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.
Memberikan pelatihan atau edukasi kepada karyawan tentang praktik-praktik yang ramah lingkungan dan memastikan karyawan yang terlibat dalam proses produksi memiliki pemahaman yang baik terkait pentingnya penghematan air dapat dilakukan industri fashion sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi air dalam proses produksi.
Upaya mengurangi konsumsi air dalam rantai pasokan bisa dilakukan industri fashion dengan mengajak pemasok untuk bekerjasama menerapkan praktik-praktik berkelanjutan yang sama dalam proses produksi. Selain itu bersama-sama saling mendukung satu sama lain juga penting dilakukan keduanya, dalam upaya mereka mengurangi konsumsi air untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.
Mendapatkan sertifikasi atau akreditasi dari lembaga yang mengatur praktik berkelanjutan dalam industri fashion dapat membantu memastikan bahwa produksi yang digunakan lebih ramah lingkungan. Kemudian, komitmen industri fashion terhadap keberlanjutan dan penggunaan air yang efisien dalam proses produksi akan lebih diakui, misalnya sertifikasi Global Organic Textile Standard (GOTS) atau OEKO-TEX Standard 100.
Selalu memantau dan mengevaluasi penggunaan air dalam proses produksi. Perlu untuk mengidentifikasi area mana yang dapat mengurangi penggunaan air lalu melakukan perbaikan dan menindaklanjutinya dengan langkah-langkah yang sesuai. Selain itu, berinvestasi pada inovasi dan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan air juga bisa menjadi langkah tepat industri fashion sebagai upaya mengurangi konsumsi air untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.
Industri fashion dapat menginformasikan kepada konsumen tentang upayanya untuk mengurangi penggunaan air dalam proses produksi, dan memberikan penjelasan mengapa hal ini penting untuk keberlanjutan lingkungan. Semakin banyak konsumen yang memiliki kesadaran maka dapat memotivasi konsumen yang lainnya, agar ikut melakukan perubahan dalam perilaku pembelian.
Itulah 12 upaya mengurangi konsumsi air dalam industri fashion untuk mencapai keberlanjutan dan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Perlu diketahui jika upaya ini memerlukan komitmen jangka panjang dan juga kerja sama antara perusahaan, pemasok, dan pemegang kepentingan lainnya. Diharapkan dengan menerapkan upaya-upaya ini, industri fashion dapat berkontribusi pada pelestarian sumber daya air dan lingkungan yang lebih baik.