Kendrick Lamar kini resmi didapuk sebagai brand ambassador Chanel Eyewear. Rapper jenius asal Compton yang pernah memenangkan Pulitzer Prize ini kini menjajal dunia fashion dengan menjadi wajah baru dari lini kacamata Chanel.
Bukan cuma tampil gaya, Kendrick juga terlibat langsung dalam proses kreatifnya. Kampanye kacamata terbaru Chanel yang menampilkan Kendrick mulai diluncurkan pada 22 April dan langsung mencuri perhatian.
Sebagai sosok yang terkenal dengan selera artistik tinggi dan pesan-pesan sosial dalam lagunya, Kendrick jadi pilihan yang nggak biasa, dan justru itulah yang bikin kolaborasi ini terasa fresh. Chanel mungkin lebih dikenal sebagai rumah mode klasik dengan sejarah panjang, tapi pilihan mereka menggandeng Kendrick membuktikan kalau mereka ingin menyasar audiens yang lebih luas dan lebih muda.
Kamu yang mengikuti perkembangan fashion dan musik pasti tahu, Kendrick memang bukan orang baru di dunia high fashion. Di Met Gala 2023, dia sempat tampil mengenakan jaket bomber kulit rancangan khusus Chanel. Penampilannya waktu itu langsung jadi pembicaraan karena memadukan gaya maskulin, klasik, dan edgy dalam satu look.
Alasan Kendrick memilih bergabung dengan lini eyewear Chanel juga cukup simpel. Katanya, Chanel punya warisan yang nggak lekang waktu. Tapi karena mereka nggak memproduksi pakaian pria, maka lini kacamata jadi pilihan yang paling masuk akal. Dan ternyata, ini bukan pertama kalinya Kendrick pakai kacamata Chanel, dia juga sudah pernah tampil dengan aksesori tersebut di video klip lagu "Luther" bersama SZA.
Keterlibatan Kendrick dengan Chanel bukan cuma sebatas tempelan nama doang. Dia benar-benar menyelami filosofi dan proses kerja rumah mode ini. Dalam wawancara bersama Business of Fashion, Kendrick cerita kalau dia sempat menghabiskan waktu di Paris bersama tim Chanel, mengunjungi atelier mereka, dan mempelajari bagaimana desain berkembang menjadi produk jadi.
Dari kunjungan itu, Kendrick merasa terinspirasi oleh dedikasi dan detail yang diterapkan oleh para pengrajin Chanel. Buat dia, hal itu punya kemiripan dengan proses kreatif dalam bermusik, mulai dari ide mentah sampai jadi karya yang bisa dirasakan orang banyak. Jadi, bisa dibilang kerja sama ini bukan sekadar endorse biasa, tapi kolaborasi yang punya makna lebih dalam.
Kolaborasi ini juga nggak lepas dari kontribusi Dave Free, mitra kreatif Kendrick di studio PGlang. Mereka berdua bahkan menyutradarai film pendek untuk Chanel bertajuk "The Button" yang jadi bagian dari presentasi haute couture Chanel Januari 2024. Film yang dibintangi Naomi Campbell dan Margaret Qualley itu memperlihatkan sisi Chanel yang lebih eksperimental dan sinematik.
Meski Chanel terkenal sebagai brand yang fokus pada perempuan, sebenarnya mereka sudah cukup lama menunjuk pria sebagai ambassador. Ini dilakukan bukan cuma buat promosi parfum pria, tapi juga untuk menunjukkan sisi uniseks dari koleksi mereka.
Rapper asal Korea Selatan G-Dragon menjadi salah satu pria pertama yang dipilih Chanel sebagai ambassador sejak 2016. Gayanya yang unik dan eksentrik cocok banget dengan identitas Chanel yang berani bereksperimen. Lalu ada Timothée Chalamet, yang jadi wajah dari parfum Bleu de Chanel, perfume pria yang banyak digandrungi.
Selain mereka, Chanel juga pernah melibatkan musisi legendaris seperti Pharrell Williams dan Nile Rodgers untuk kampanye kacamata mereka sebelumnya. Jadi, masuknya Kendrick ke dalam daftar ini bukan sesuatu yang mengejutkan, tapi tetap terasa istimewa karena karakter dan pesan sosial yang dia bawa.
Kendrick Lamar bukan rapper biasa. Ia adalah satu-satunya rapper yang pernah menang Pulitzer Prize, sebuah penghargaan bergengsi yang biasanya diberikan untuk karya jurnalistik atau sastra. Ia meraihnya lewat album "DAMN." tahun 2017 yang menyoroti isu-isu sosial seperti ketidaksetaraan, politik, dan identitas.
Sejak debut albumnya “good kid, m.A.A.d city” pada 2012, Kendrick sudah mencatatkan banyak prestasi. Dia punya 22 Grammy Awards dan albumnya berkali-kali masuk daftar album terbaik sepanjang masa. Musik Kendrick dikenal karena kombinasi lirik yang tajam, beat yang kompleks, dan storytelling yang kuat.
Di luar musik, Kendrick juga dikenal sebagai sosok yang selektif dalam memilih proyek. Dia nggak sering tampil di media, nggak sering kolaborasi sembarangan, dan nggak asal terlibat dalam endorsement. Itu sebabnya keterlibatannya dengan Chanel terasa lebih autentik.
Tahun lalu, Kendrick sempat bikin heboh lewat lagu “Not Like Us” sebuah diss track yang kemudian meledak dan jadi anthem budaya pop global. Puncaknya, dia tampil membawakan lagu itu di pertunjukan paruh waktu Super Bowl Februari lalu. Ini jadi momen yang menegaskan bahwa dia bukan cuma musisi, tapi ikon budaya yang punya pengaruh besar.
Keep up with the latest fashion trends! Baca artikel fashion terlengkap hanya di Laruna.