Di tengah rindangnya hutan Pinus dan kabut tipis pegunungan Malino, panggung mode kembali hadir dalam nuansa etnik, elegan, serta sarat akan makna dan budaya yang khas. Beautiful Malino 2025, sebagai bagian dari festival tahunan “Colours of Culture”, hadir untuk memanjakan mata lewat warna dan tekstur busana yang diperagakan.
Salah satu motif yang paling menonjol dan menjadi benang merah dalam koleksi tahun ini adalah Cora’ La’ba, motif warisan Kerajaan Gowa yang kini menjadi simbol identitas lokal dalam rupa modern. Dari kain warisan menjadi menjadi gaun dan busana dengan berbagai gaya, Cora’ La’ba bukan sekedar motif, namun pernyataan bahwa tradisi bisa terus hidup dalam siluet baru.
Cora’ La’ba bukan motif biasa. Dalam budaya Gowa, cora’ berarti sulaman, sementara la’ba merujuk pada garis-garis atau pola yang melambangkan jalan hidup, keteguhan, dan struktur sosial dalam masyarakat Bugis-Makassar. Biasanya, motif ini hadir dalam bentuk garis geometris yang berulang, dan memiliki filosofi mendalam tentang keteraturan dan keharmonisan.
Motif ini dulunya banyak ditemukan dalam busana adat, kain tenun tangan, dan simbol kerajaan, namun selama bertahun-tahun, keberadaannya mulai tersisih oleh motif modern yang lebih populer di pasaran. Disinilah fashion lokal berperan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang mulai terlupakan.
Pada Beautiful Malino 2025 yang digelar tanggal 11 Juli 2025 beberapa waktu lalu, lebih dari 50 desainer dan tim kreatif menampilkan pandangan mereka terhadap motif Cora’ La’ba. Namun, jangan bayangkan hanya baju bodo atau sarung lipa’.
Sebab, para desainer justru memadukan Cora’ La’ba ke dalam siluet kontemporer, mulai dari blazer berstruktur tajam, dress asimetris, hingga outer panjang dengan potongan urban chic. Ada pula busana bergaya layered dress dengan motif Cora’ La’ba yang dibordir secara manual, dan jumpsuit edgy dengan potongan geometris yang meniru pola motif tersebut.
Beberapa koleksi bahkan mencetak ulang motif Cora’ La'ba ke atas kain linen atau sutra organik, hal ini menunjukkan bahwa warisan bukanlah hal yang statis, ia bisa tumbuh, berubah, dan menyesuaikan zaman.
Dalam berbagai pandangan modern tersebut, makna dari Cora’ La’ba tetap dijaga. Banyak desainer yang sengaja menyisipkan elemen naratif dalam koleksinya, entah lewat susunan warna yang mewakili simbol alam, hingga pemilihan bahan ramah lingkungan. Beberapa juga mengangkat tema "perjalanan hidup" dalam rancangan mereka, sesuai filosofi garis-garis motif Cora’ La’ba sebagai refleksi arah hidup manusia.
Salah satu desainer muda asal Makassar, Rizka Andiani, menampilkan koleksi “Jalan Pulang” berupa busana travel-ready dengan motif Cora’ La’ba yang direka ulang menjadi tekstur 3D. Ia mengatakan jika koleksinya terinspirasi dari rasa rindu akan rumah, dan motif tradisional menjadi cara identitas untuk pulang dalam dunia modern.
Semangat inovasi yang tak meninggalkan akar budaya adalah hal yang membuat Beautiful Malino 2025 begitu berbeda dari pertunjukan fashion lainnya. Cora’ La’ba menjadi motif yang fleksibel karena ia bisa tampil glamor, casual, hingga urban dan genderless sekalipun.
Misalnya, koleksi dari Komunitas Desain Etnik Gowa berupa busana pria dan wanita dengan potongan clean cut dan motif Cora’ La’ba yang dibatik secara manual. Kemudian diberi aksen logam daur ulang sebagai bagian dari kampanye sustainable fashion.
Inisiatif lainnya datang dari pelaku UMKM tenun tradisional yang menggandeng fashion stylist muda, untuk menata ulang tenun Cora’ La’ba menjadi clutch, sepatu espadrille, hingga topi bucket modis. Hal ini membuka peluang besar bagi industri kreatif lokal untuk berkembang tanpa kehilangan identitas atau jati diri.
Berikut beberapa ide styling dengan sentuhan Cora’ La’ba dari runway Malino yang bisa kamu adaptasi, antara lain :
Cora’ La’ba mungkin berasal dari masa silam, tapi pesonanya kini mampu melintasi batas waktu. Kehadirannya di Beautiful Malino 2025 menjadi bukti jika kekayaan lokal takkan pernah kehilangan daya tariknya, selama kita berani menampilkan ulang dengan cara yang segar, inklusif, dan relevan dengan masa sekarang.
Lewat inovasi, kolaborasi, dan keberanian berekspresi, tradisi kini menemukan rumah barunya dalam siluet-siluet modern yang tak kalah bergaya. Sementara itu, bagi para pecinta fashion di manapun berada, inovasi ini adalah ajakan untuk tidak hanya mengenakan pakaian, tetapi juga mengenakan nilai. Karena sejatinya, gaya yang paling kuat adalah yang mampu bercerita tanpa harus berkata-kata.
Temukan artikel fashion terlengkap hanya di Laruna, stay stylish, stay updated!