Tahukah kamu, sebenarnya pakaian yang kita beli atau pakai sekarang mengandung bahan kimia yang bisa mengakibatkan kerusakan pada tubuh? Hal ini tidak disadari oleh sebagian manusia yang hanya bisa menikmati tanpa memperhatikan kesehatan.
Memang, dalam mewarnai merupakan sebuah seni, seni ini sudah dimulai sejak 500 sebelum Masehi. Berabad-abad manusia memang suka penampilannya yang lebih berwarna. Berusaha mencerahkan penampilan dengan pakaian yang berwarna terang.
Tapi, sadarkah bahwa yang dikutip oleh Sustain Your Style bahwa mengklaim 100% serat alami yang ada pada pakaian acapkali masih mengandung bahan kimia bahaya.
Studi terbaru ini juga menemukan bahan kimia berbahaya di 63% item yang diuji dari 20 merek tekstil berbeda. Dan dalam sebuah penelitian dari kampanye detoksifikasi Greenpeace mengidentifikasi 11 bahan kimia yang sering digunakan untuk membuat pakaian. Bahan ini mengandung racun, karsinogen, dan pengganggu hormon yang seharusnya dilarang, tetapi saat ini masih bebas beredar.
Berikut adalah bahan-bahan kimia yang berbahaya dalam pewarna pakaian yang harus dihindari
Pewarna yang sangat umum digunakan di berbagai industri baik itu pakaian, tekstil atau kulit. pewarna azo yang menyumbang 60-70% dari semua pewarna yang digunakan menjadi karsinogenik ketika dipecah dan dimetabolisme. Bentuk pewarna ini yaitu dengan melepaskan amina/ senyawa yang berasal dari amonia, yang mana pewarna ini akan menyebabkan risiko kanker kantong kemih, bukan hanya bahaya untuk manusia tapi, berbahaya juga untuk lingkungan. Bahkan di beberapa negara sudah melarang pemakaian pewarna azo salah satunya yaitu negara Australia.
NPEs adalah kelas senyawa organik yang ditemukan di sebagian besar pakaian. Membutuhkan pencucian penuh untuk membersihkan bahan kimia yang menumpuk pada pakaian yang menempel pada kain. Menurut penelitian bahwa dampak dari kimia jenis ini sangat berbahaya pada kehidupan bawah air, serta mempengaruhi pabrik dalam pengelolaan limbah.
Formaldehyde adalah bahan kimia berbahaya yang digunakan untuk membunuh kuman atau mengawetkan bahan. Bahan kimia ini membantu untuk mengurangi munculnya kerutan pada pakaian sehingga pakaian tidak mudah kusut. Hal ini membuat sebagian dari industri pakaian menggunakannya karna manfaat yang didapatkan. Akan tetapi, pemakaian dari formaldehyde sangat berbahaya dimana akan menyebabkan reaksi akut, dan untuk sebagian manusia yang mempunyai alergi pada bahan kimia akan merasakan gejala seperti nyeri, sakit kepala, mual kelelahan, susah bernapas dan asma. Oleh karena itu, hindari bahan kimia jenis ini agar terhindar beberapa gejala yang disebutkan tadi.
Bahan kimia ini biasa ditemukan pada pakaian yang terbuat dari plastik seperti jas hujan, pakaian tahan air, kulit buatan, dan semua jenis pakaian yang terbuat bahan-bahan plastik. Phthalates adalah pengganggu endokrin yang telah digunakan untuk membuat gawai fashion yang menggunakan bahan plastik seperti sepatu dan sarung tangan serta dalam proses pencetakan dekoratif.
Bahan kimia berbahaya satu ini apabila dipaparkan langsung dengan kulit akan menyebabkan kerusakan fungsi hati dan efek kesehatan lainnya yang akan merugikan. Bahan kain akrilik mengandung imetilformamida yang telah diberi label oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat sebagai bahan yang berbahaya. Oleh karena itu, hindari pemakaian bahan dari kain akrilik ini karena bahayanya yang berkepanjangan.
Well, untuk semua pemakai pewarna yang berbahan kimia segara stop dan beralih pada bahan pewarna yang lebih sehat untuk menghindari dampak jangka panjang dan pendek bagi para pengguna dan lingkungan.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!