Belakangan ini pecinta fashion mungkin tak asing bahkan pernah mendengar istilah fast fashion. Apakah kamu pernah mendengar istilah tersebut? Bagaimana konsep fast fashion bisa ancam lingkungan?
Fast fashion dianggap sebagai sebuah tren yang dapat mempengaruhi keberlangsungan iklim dan lingkungan. Ternyata ada banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut.
Untuk itu, ada baiknya sebelum melabel sebuah brand atau sebuah tren sebagai gerakan fast fashion, maka kamu perlu mengetahui sejarah dan solusi dari adanya fast fashion. Simak pembahasan lebih lanjut dalam ulasan berikut.
Fast Fashion adalah istilah untuk menyebut industri tekstil yang memiliki berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu yang sangat singkat, serta menggunakan bahan baku yang berkualitas buruk, sehingga sebuah produk fashion menjadi kurang awet digunakan.
Contohnya ialah sebuah pabrik misalnya saat ini tengah meluncurkan produk pakaian musim panas. Namun tak lama, untuk menyambut musim dingin maka pabrik itu pun akan memproduksi pakaian musim dingin.
Istilah fast fashion ini, sebetulnya merujuk pada kegiatan industri yang produksi produk fashionnya tak sejalan dengan prinsip menjaga keberlangsungan lingkungan dan juga tidak memperhatikan nasib pekerja dibalik layar industri fashion.
Terlebih fenomena ini didukung dari banyaknya sejumlah pabrik industri pakaian yang tumbuh dan berkembang di negara-negara di Benua Asia seperti India, Indonesia, Bangladesh dan sebagainya.
Kaum buruh pabrik produksi pakaian, kerap diupah dengan hitungan yang kurang wajar, bekerja 14 jam/hari dan tanpa jaminan keselamatan kerja.
Ferni dan Sparks mendefinisikan fast fashion sebagai sebuah ekspresi yang diterima secara luas oleh sekelompok orang, dari waktu ke waktu yang ditandai dengan beberapa faktor pemasaran, seperti prediktabilitas rendah, pembelian impuls tinggi, siklus yang pendek dan permintaan pasar tinggi (Vertika dan Ann, 2009).
Mengutip buku Kapita Selekta Citraleka Desain 2021:Desain pada Era New Normal karya I Nyoman Anom Fajaraditya Setiawan (109:2021), sebelum memasuki jaman revolusi industri, fashion merupakan sebuah produk yang mahal, karena fashion dijahit dengan tangan dan sangat detail.
Efeknya fashion, hanya dapat dibeli oleh kalangan tertentu saja. Kemudian setelah tahun 1980 pada saat revolusi industri, saat teknologi mesin jahit telah lahir maka cikal bakal fast fashion pun turut bergeliat dalam membangun industri fashion di berbagai belahan dunia.
Fast fashion merujuk pada arti proses pembuatan produk fashion dengan cara cepat, menggunakan bahan baku berkualitas rendah dan dijual dengan harga yang sangat murah.
Istilah fast fashion lahir dari ungkapan yang diinisiasi oleh New York Times yang ditujukan kepada merek Zara. Label fast fashion pada produk Zara lahir untuk menggambarkan model produksi Zara yang sangat cepat, yang dapat membawa pakaian dari rancangan desain ke gerai Zara dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Setelah diawali oleh Zara, lahirlah retailer fast fashion lainnya yakni HnM, GAP, Forever 21, Top Shop dan sebagainya.
Dalam hal ini, para retailer fast fashion itu pun turut memproduksi pakaian yang sering dipamerkan dalam peragaan busana merek-merek ternama. Berbekal inspirasi mode produk fashion merek ternama, mereka menduplikasi produk yang bahkan waktu produksinya kadang tak sampai dari lima minggu usai peragaan busana dilangsungkan. Untuk mengetahui contoh pusat fast fashion di dunia misalya ialah Pasar Dongdaemun, Korea Selatan dan Pasar Tanah Abang, Indonesia.
Barikut ciri-ciri fast fashion seperti dikutip dari Jurnal Dampak Fast Fashion dan Peran Desainer dalam Menciptakan Sustainable Fashion karya Chanifathin Nidia dan Ratna Suhartini dari Universitas Negeri Surabaya:
Menurut (Feletra, 2020), berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan terkait konsumsi produk fast fashion:
Selain itu, dampak dari adanya fast fashion ialah menjadi penyebab berkurangnya populasi hewan sebab banyak industri fashion yang menggunakan bahan baku produksinya dari kulit hewan dan sebagainya.
Tak hanya itu, Industri fast fashion dapat mendorong sifat konsumtif masyarakat. Sebab dalam hal ini, hasrat manusia menjadi selalu ingin menggunakan produk model terbaru. Akibatnya akan menimbulkan sifat boros dan ketidakpuasan.
Berikut adalah solusi mengatasi pertumbuhan fast fashion, sehingga dengan langkah berikut kamu turut mendukung keberlangsungan lingkungan sekitar:
Nah itu dia pembahasan tentang fast fashion yang bisa ancam lingkungan dan ulasan menarik yang penting untuk diketahui. Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat, untuk memberi pemahaman terkait fast fashion.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!