Gaya Fashion 1940-an - Penjatahan pada saat itu merupakan dampak dari adanya perang dunia kedua. Penjatahan tersebut berjalan selama empat tahun. Meskipun demikian nyatanya penjual pakaian terus berusaha untuk mempertahankan dan memperluas jualannya.
Pembeli dengan hati-hati membelanjakan kupon pakaian dan uang mereka yang berharga untuk membeli pakaian baru guna memastikan pembelian mereka cocok untuk musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Ketika Inggris berperang pada tahun 1939, hal itu tampaknya berarti berakhirnya dunia fashion. Rakyat Inggris kini mempunyai kekhawatiran yang lebih mendesak, seperti serangan udara yang diperkirakan akan terjadi dan kemungkinan invasi Jerman.
Dalam banyak hal, perang memang mengganggu dan menggeser mode di Inggris. Sumber daya dan bahan mentah untuk pakaian sipil terbatas. Harga naik dan kebutuhan pokok seperti sutra tidak lagi tersedia.
Pajak pembelian dan penjatahan pakaian diperkenalkan. Namun fashion tetap bertahan dan bahkan berkembang di masa perang, sering kali dengan cara yang tidak terduga.
Gaya tahun 1940-an sangat legendaris yang mana pada saat itu serba minimalis, lipatan minimalis, saku minimalis, dan kancing pun minimalis.
Pakaian wanita pada tahun 1940-an umumnya ditandai dengan pakaian serbaguna yang diproduksi selama penjatahan perang. Kegunaan dan kepraktisan menjadi populer, karena penjatahan waktu perang, dibandingkan haute couture yang mahal dan mewah.
Siluet berbahu lebar, berpinggang ramping, dan berpinggang sempit merupakan ciri khas fashion tahun 1940-an. Pada tahun itu pakaian wanita mempunyai banyak warna dan variasi. Sehingga membuat lebih fresh, walaupun dalam keadaan penjatahan pakaian.
Pakaian pria pada masa perang juga mengikuti tren kepraktisan dan kegunaan dibandingkan gaya. Dari semua itu membuat orang-orang yang berpenampilan serba simpel dan praktis dan yang terpenting kegunaannya.
Berakhirnya penjajahan perang menyaksikan perkembangan dari apa yang biasa disebut sebagai swing suit, pakaian berpotongan penuh, celana berkaki lebih lebar, dan jaket panjang double breasted adalah hal biasa. Kemeja dan jaket tersedia dalam berbagai warna dan dasi sutra berkisar dari yang elegan hingga yang tidak biasa.
Budaya “Membuat dan Memperbaiki” selama Perang Dunia II membuat perempuan secara kreatif menggunakan kembali pakaian mereka yang sudah ada, sehingga membantu membentuk mode tahun 1940-an.
Pada saat itu, kekreatifan dari perempuan mulai bermunculan dengan membuat baju atau memperbaikinya. Dikarenakan pada saat itu memang semuanya serba sulit. Pembatasan bukan hanya pada pakaian saja, melainkan makan, listrik dan kebutuhan lainnya memang dibatasi.
Penjatahan pakaian sedikit lebih bebas daripada penjatahan makanan. Penjatahan justru memaksa masyarakat untuk lebih praktis dalam mengambil pilihan. Dikarenakan ketika pergi ke toko, harus berpikir jauh ke depan saat itu masih ada beberapa musim yang harus melampaui musim yang mereka jalani. Dalam empat musim dan bahkan dalam beberapa tahun, ketika mereka membeli pakaian.
Tahun 1940-an adalah dekade unik bagi fashion wanita, yang memadukan kebutuhan praktis masa perang dengan semangat kemakmuran pasca perang yang penuh harapan.
Fashion wanita pada tahun 1940-an merupakan perpaduan antara gaya dan fungsi yang merupakan era transisi dari kesederhanaan dan kegunaan menjadi glamor dan mewah. Mari selami lebih dalam dan bahas beberapa fitur utama.
So, itulah penjatahan pakaian pada tahun 1940-an yang mana semua orang dituntut harus minimalis dan praktis dalam berpenampilan.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!