Hijab kini tak hanya berfungsi sebagai penutup aurat, tapi juga menjadi bagian penting dari fashion muslimah. Setiap jenis hijab yang kamu miliki, baik itu dari bahan sutra, satin, atau katun, pasti memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Oleh karena itu, merawat hijab juga memerlukan cara dan perhatian ekstra agar kualitas dan penampilannya tetap terjaga. Selain teknik mencuci yang tepat, cara menyimpan hijab juga berperan besar dalam menjaga keawetannya.
Mencuci hijab dengan benar sesuai bahannya tidak hanya akan membuat hijabmu terlihat seperti baru lebih lama, tetapi juga membantu menjaga teksturnya tetap nyaman dipakai. Banyak orang yang masih kurang paham tentang cara mencuci hijab yang sesuai dengan materialnya. Akibatnya, tidak jarang kita menemukan hijab yang warnanya cepat pudar, kusut, atau bahkan rusak setelah beberapa kali dicuci.
Oleh karena itu, untuk menjaga koleksi hijabmu tetap awet dan tahan lama, kamu harus mulai lebih selektif dalam mencuci dan merawatnya. Berikut ini beberapa cara mencuci hijab sesuai dengan bahan yang dapat kamu ikuti, serta tips penyimpanan yang benar agar hijabmu tetap terlihat rapi dan cantik setiap saat.
Masing-masing bahan hijab memiliki karakteristik tersendiri, sehingga membutuhkan teknik pencucian dan perawatan yang berbeda-beda. Di bawah ini ada beberapa cara mencuci hijab sesuai bahan yang bisa kamu jadikan sebagai acuan untuk merawat hijabmu di rumah.
Bahan sutra terkenal dengan teksturnya yang halus, lembut, dan mewah. Untuk menjaga kualitas bahan ini, sebaiknya hijab sutra dicuci dengan tangan atau menggunakan jasa dry cleaning. Hindari menggunakan mesin cuci karena serat kain yang lembut bisa mudah rusak. Saat mencuci manual, gunakan air dingin dan sabun cair yang lembut. Jangan pernah mengucek atau memeras hijab sutra terlalu keras karena dapat merusak teksturnya dan membuatnya kusut.
Hijab satin memiliki karakteristik yang mirip dengan sutra, yakni licin, mengilap, dan elegan. Untuk mencuci hijab satin, gunakan air hangat agar serat kainnya tetap terjaga. Jangan merendamnya terlalu lama karena dapat merusak benang fiber pada kain. Setelah selesai mencuci, cukup keringkan dengan cara ditekan perlahan tanpa memerasnya agar tidak meninggalkan kerutan yang sulit hilang.
Katun adalah bahan yang banyak digunakan untuk hijab sehari-hari karena nyaman dan sejuk saat dipakai. Hijab berbahan katun cenderung lebih kuat dan tahan lama. Saat mencuci hijab katun, sebaiknya pisahkan dari pakaian lain yang berwarna cerah untuk mencegah pelunturan warna. Cuci dengan air dingin untuk menjaga warna agar tidak cepat memudar, dan hindari menggunakan pemutih yang dapat merusak serat kain.
Jersey merupakan bahan yang cukup populer untuk hijab sporty karena sifatnya yang melar dan tebal. Bahan ini sebaiknya dicuci dengan tangan agar serat kainnya tidak cepat melar. Hindari mengucek hijab jersey, cukup celup-celupkan dalam air berisi detergen lalu bilas hingga bersih. Cara ini akan membantu menjaga elastisitas bahan jersey tetap baik.
Sifon dikenal sebagai bahan yang ringan dan mudah dibentuk, meski terkadang terasa sedikit panas. Hijab berbahan sifon sebaiknya dicuci dengan tangan menggunakan detergen lembut. Hindari mencuci dengan mesin cuci karena bahan sifon rentan rusak jika diperlakukan kasar. Pastikan untuk tidak merendamnya terlalu lama agar serat kain tetap terjaga.
Viscose adalah bahan yang lembut dan mirip dengan rayon. Bahan ini cukup fleksibel dalam hal pencucian, bisa dengan mesin cuci atau manual. Jika kamu memilih mencuci dengan tangan, pastikan untuk tidak menguceknya terlalu keras karena bahan viscose mudah kusut. Jika memakai mesin cuci, pisahkan hijab viscose dengan pakaian lain yang berwarna gelap agar tidak terjadi pelunturan.
Hijab berbahan wolfis merupakan kombinasi dari sutra, katun, dan bahan sintetis. Karakteristiknya ringan, tidak panas, dan mudah dirawat. Untuk mencuci hijab wolfis, cukup rendam dalam air dengan detergen cair, lalu kucek perlahan menggunakan tangan. Pisahkan hijab wolfis dari pakaian lain yang berwarna agar tidak terjadi pelunturan.
Setelah selesai mencuci hijab, jangan sampai melewatkan teknik perawatan dan penyimpanan yang tepat agar hijabmu tetap awet dalam waktu yang lama. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merawat dan menyimpan hijab agar tidak mudah rusak.
Setelah mencuci hijab, kamu bisa menjemurnya di luar ruangan agar cepat kering. Namun, pastikan hijab hanya diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari langsung. Paparan sinar matahari yang terlalu kuat dapat membuat warna hijab cepat pudar, terutama pada hijab berbahan sutra dan satin.
Menyetrika hijab dengan suhu terlalu tinggi dapat merusak serat kain, terutama pada bahan yang lembut seperti sutra, satin, dan sifon. Setel setrika pada suhu rendah atau sesuai dengan petunjuk perawatan di label hijab. Hal ini akan membantu menjaga hijab tetap halus dan tidak kusut.
Saat menggunakan jarum pentul atau peniti untuk menahan hijab, pastikan kamu menggunakan jarum yang tajam dan tidak berkarat. Jarum yang tumpul atau berkarat dapat merusak serat kain dan meninggalkan noda. Pilihlah jarum pentul dengan hati-hati agar hijab tetap awet dan tidak rusak.
Setiap jenis hijab biasanya dilengkapi dengan label petunjuk perawatan yang memberikan instruksi cara mencuci dan menyimpan yang tepat. Pastikan kamu mengikuti petunjuk tersebut agar hijab tetap dalam kondisi terbaik. Perbedaan bahan kain, teknik jahit, atau hiasan pada hijab bisa mempengaruhi cara merawat yang tepat.
Merawat hijab dengan benar bukan hanya tentang mencucinya dengan hati-hati, tetapi juga menyimpannya dengan baik agar hijab selalu tampak rapi dan terawat. Dengan mengikuti cara mencuci dan tips penyimpanan di atas, kamu bisa menjaga koleksi hijabmu tetap awet dan tampak baru setiap saat. Jadi, pastikan kamu tidak melewatkan langkah-langkah penting ini agar hijabmu selalu terlihat menawan kapan pun kamu memakainya!
Keep up with the latest fashion trends with Laruna! Tampil stylish dan percaya diri dengan gaya yang selalu up-to-date!