Fashion industry menciptakan fast fashion yang saat ini menghadapi berbagai pengawasan ketat. Sejalan dengan berbagai kontroversi mengenai etika lingkungan dalam penggunaan bahan material yang tidak ramah lingkungan. Pertama, masalah penanganan limbah yang tidak ditangani dengan baik. Kedua, perlakuan tidak etis terhadap kesejahteraan pekerja. Ketiga, rentan terhadap plagiarism karena produksi massal yang tidak memperhatikan etika hak cipta designer.
Melihat hal itu mendorong berbagai organisasi seperti Copenhagen Fashion Summit, Sustainable Fashion dan Getredress melakukan upaya untuk membangun kesadaran baik konsumen dan produsen untuk lebih memperhatikan lingkungan.
Beruntungnya saat ini, Thrift Fashion mendapatkan feedback positif dari masyarakat dan menjadi trend dikalangan anak muda karena harga barang yang dijual relative murah namun tetap bernilai. Berbagai studi melaporkan bahwa Generasi Gen Z dan Y lebih peduli terhadap iklim dibandingkan dengan generasi tua. Ini membuktikan bahwa stigma masyarakat terhadap barang bekas tidak lagi dipandang sebelah mata namun menjadi lebih memiliki nilai yang sangat berarti terhadap lingkungan.
Tak hanya berdampak pada lingkungan, Thrift Fashion menciptakan pola pikir yang positif. Dimana dengan harga yang relatif murah kamu bisa mendapatkan barang dengan kualitas yang baik bahkan branded, ini berarti pembelajaan lebih hemat dan ekonomis. Terlebih dunia fashion generasi muda saat ini terbilang unik. Dengan adanya thrift kamu bisa mendapatkan barang-barang unik dan antik dengan harga terjangkau. Maka dari itu Thrift Fashion menjadi solusi kebutuhan ekonomis dan sustainable ya, bestie!
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!