Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan dunia fashion di tahun 1920an adalah kondisi ekonomi, sosial, dan budaya yang terjadi di masa itu.
Selain hal tersebut, adanya peristiwa Perang Dunia I di tahun 1914 hingga 1918, juga memiliki pengaruh terhadap gaya busana pria maupun wanita. Sehingga, beberapa gaya busana pria dan wanita di tahun 1920an mencerminkan semangat "Roaring Twenties" yang sarat akan semangat kebebasan, kegembiraan, dan inovasi mode setelah perang dunia pertama berakhir.
Dampak berakhirnya Perang Dunia akhirnya memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produksi busana siap pakai, menjadi cenderung lebih praktis dan serbaguna di situasi dan kondisi yang mengharuskan setiap orang memiliki mobilitas tinggi. Berikut adalah berbagai gaya busana pria dan wanita yang populer di tahun 1920an, antara lain :
1. Pakaian wanita
- Dress flapper, menjadi ikon mode wanita di tahun 1920an yang memiliki potongan longgar, siluet tubuh lebih rendah yang dipadukan sabuk di pinggang, dengan panjang hingga lutut atau sedikit di atasnya, dan sering dihiasi payet, renda, atau pailette
- Dress bermotif art Deco, dress geometris yang mencolok untuk wanita yang menyukai gaya seni
- Hobble skirt dan blouse, wanita juga sering mengenakan rok berpotongan lurus dan menyempit di bagian bawah kemudian dipadukan dengan blus yang longgar
- Stocking panjang dan sepatu t-strap, pilihan umum bagi wanita di masa ini adalah stocking panjang dengan garis hitam di belakang yang sering dipakai bersama sepatu t-strap dengan tali melintang di pergelangan kaki
- Riasan dramatis, wanita merias wajahnya dengan warna bibir merah menyala dan mata yang ditebalkan memakai eyeliner serta maskara
2. Pakaian pria
- Jas, para pria sering memakai jas berpotongan sempit dan berkerah lebih kecil untuk acara formal atau kasual
- Celana panjang, berukuran lebar, longgar, dan biasanya diikat di bawah lutut yang dikenal sebagai "Oxford Bags" sangat populer di kalangan mahasiswa pria
- Kemeja bermotif, pria mulai memakai kemeja dengan motif kotak-kotak, garis-garis, dan motif geometris lainnya di tahun 1920an
- Mantel panjang, untuk pakaian luaran biasanya pria menggunakan mantel panjang berpotongan longgar dan berkerah besar
- Sepatu Oxford, jenis sepatu bertali yang cocok digunakan pria di berbagai kesempatan karena kenyamanannya
3. Aksesoris dan gaya rambut wanita
Aksesoris
- Perhiasan art Deco, merupakan perhiasan yang modern, mencolok, dan berani seperti kalung panjang, gelang yang berkilau, atau anting-anting sangat populer di tahun 1920an
- Topi cloche, sering dipakai wanita dan dipasang rapat untuk menutupi sebagian besar rambutnya
- Headband, berbentuk datar atau melingkar dan dihiasi pita, bunga, atau pailette digunakan wanita di tahun 1920an untuk menambah kesan feminim pada tatanan rambut
- Dianty cap, topi tipis yang terbuat dari renda atau kain ringan untuk tampilan feminim dan anggun di acara-acara khusus atau gaya sehari-hari yang lebih rapi
- Feathered headpiece, aksesoris kepala dengan hiasan bulu yang mencolok untuk menghadiri acara-acara formal atau pesta
- Beret, topi bulat dengan bagian atasnya datar yang terbuat dari wol sebagai pilihan gaya kasual dan santai
- Headscarf, scarf kepala yang memiliki pola dan warna cerah yang diikat di kepala untuk melindungi rambut dari debu atau angin dan sebagai aksesoris yang modis
- Turban, kain panjang dan lebar yang diikat di atas kepala biasanya terbuat dari kain sutra lembut atau bulu untuk tampilan yang eksotis dan dramatis
Gaya rambut
- Bob cut, gaya rambut pada wanita yang dipotong lurus di sekitar dagu atau sedikit di bawahnya untuk mendapatkan tampilan yang modern dan revolusioner
- Finger waves, gaya rambut ikonik yang menggambarkan estetika art Deco dengan cara menggunakan gel atau minyak rambut yang dioleskan ke jari tangan kemudian mengatur rambut dalam gelombang jari yang halus dan elegan
- Shingle cut, varian dari bob cut dimana rambut dibuat lebih tipis di bagian belakang dan samping kepala untuk tampilan yang lebih ringan sekaligus rapi
- Heart shaped finger waves, gaya rambut pendek yang disisir ke samping menggunakan jari tangan dan membentuk hati yang khas
4. Aksesoris dan gaya rambut pria
Aksesoris
- Dasi kupu-kupu, aksesoris yang populer di masa ini dan banyak pria yang memakainya bersama kemeja berkerah lebar
- Topi fedora, topi ikonik yang memiliki lengkungan tengah khas, tepi lebar, dan terbuat dari wol atau bulu dalam berbagai warna untuk melengkapi gaya busana pria di acara formal maupun kasual
- Topi Bowler, atau disebut Derby hat yaitu topi bulat dengan tepi datar untuk tampilan elegan di acara-acara resmi
- Topi homburg, memiliki puncak lebih lebar dan datar dengan pinggiran yang terlipat ke atas serta terbuat dari bahan yang kaku seperti bulu atau gabardin
- Topi newsboy, dikenal sebagai flat cap atau baker boy cap adalah topi berbentuk bulat dengan tepi datar dan biasanya terbuat dari kain berdesain kasual dan santai untuk pria muda atau pekerja
- Topi panama, merupakan topi musim panas yang terbuat dari serat tumbuhan alami dengan bentuk tepian melengkung dan memiliki cekungan tengah yang lebar
- Topi boater, juga dikenal sebagai skimmer hat yaitu topi datar dengan pinggiran lebar dan terbuat dari jerami untuk dikenakan pria dalam acara-acara formal dan outdoor di musim panas
Gaya rambut
- Slicked back, rambut yang disisir ke belakang menggunakan minyak rambut atau brillantine untuk tampilan yang rapi dan berkilau
- Pompadour, gaya rambut yang diangkat keatas dan kebelakang garis rambut untuk membentuk puncak yang tinggi dan berisi
- Side part, gaya rambut yang sederhana dan klasik dengan cara memisahkannya kesamping untuk membuat garis rambut yang jelas
5. Pakaian dalam wanita
- Chemise, pakaian dalam wanita berupa gaun pendek tanpa lengan dan biasanya terbuat dari bahan ringan seperti sutra atau rayon yang sangat nyaman digunakan
- Korset, beberapa wanita masih memakai korset yang lebih longgar dan nyaman untuk membentuk siluet tubuh meskipun korset tidak sepopuler periode sebelumnya
- Bra, mulai muncul di tahun 1920an dengan bentuk dan fungsinya mirip bandeau atau kamisol pendek yang dapat memberi dukungan ringan, sehingga sangat berbeda dengan bra modern
- Kaos kaki, yang digunakan wanita di tahun 1920an mirip dengan kaos kaki pria dengan warna gelap dan memiliki panjang hingga atas lutut
- Panty, merupakan celana dalam wanita yang mirip dengan panty modern, namun dari segi bahan dan desainnya masih sangat sederhana
6. Pakaian dalam pria
- Celana dalam, umumnya terbuat dari kain katun atau wol yang nyaman dan memiliki potongan longgar dengan karet elastis di pinggang untuk memberi kenyamanan
- Kaos kaki, umumnya memiliki panjang hingga atas lutut dan berwarna gelap menjadi pilihan bagi banyak pria di tahun 1920an
- Kamisol, atau disebut singlet merupakan pakaian dalam pria berlengan pendek yang digunakan di bawah kemeja atau jas untuk menyerap keringat dan memberikan lapisan tambahan
7. Pakaian renang atau baju renang
Pria
- One-piece tank suit, pakaian renang berbentuk tank suit yang mirip dengan celana pendek tanpa lengan untuk menutupi perut dan punggung ketika berenang dan berolahraga air
- Kaos kaki renang, dengan panjang mencapai atas lutut sebagai pakaian dalam tambahan untuk melengkapi pakaian renang
- Topi renang, yang terbuat dari bahan kain ringan untuk melindungi rambut ketika berenang
Wanita
- One-piece tank suit, wanita juga mengenakan pakaian renang berbentuk tank suit yang lebih tertutup dan praktis untuk menutupi lengan, punggung, dan perut
- Jumpsuit, atau disebut romper yang memiliki potongan longgar dan pendek biasanya terbuat dari kain ringan yang dapat memberikan kesan modis dan santai ketika berenang
- Swim dress, pakaian renang yang menyerupai gaun dengan panjang hingga lutut atau mata kaki untuk menutupi seluruh tubuh dan memberikan kesan tampilan yang feminim serta anggun saat berenang
- Topi renang, yang terbuat dari kain yang ringan juga digunakan wanita saat berenang untuk melindungi rambut dari air dan sinar matahari
Itulah ulasan berbagai gaya busana pria dan wanita yang populer di tahun 1920an. Pada dasarnya semua gaya busana tersebut dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi pada saat itu. Adanya Perang Dunia I juga mempengaruhi gaya busana di tahun 1920an, dan bahkan bisa berlanjut di masa selanjutnya karena industri fashion terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman, walaupun ada kalanya trend mode pakaian mengalami pengulangan.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!