Monday, 01 January 2022

Dampak Negatif dan Tindakan Mengurangi Pakaian Bekas

Dibutuhkan kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan dari limbah pakaian bekas, tindakan setiap individu, dan kerjasama dari perusahaan fashion serta pemerintah untuk mengatasi masalah limbah ini.
March 25, 2024  | Pipintri Aviteni Damayanti
pakaian bekas
 

Dalam beberapa tahun terakhir, transaksi jual-beli barang bekas di lingkungan masyarakat melalui tatap muka secara langsung maupun lewat online sangat menjamur. Termasuk salah satunya terdapat pakaian bekas yang banyak diminati, karena harganya yang terjangkau dengan barang yang masih layak pakai dan bermerek.

Sebelumnya pakaian bekas telah dimiliki dan digunakan, kemudian dijual dan dimanfaatkan kembali oleh orang lain. Hingga pada akhirnya tidak terpakai dan dibiarkan terkumpul tanpa ada keinginan untuk menggunakan lagi, karena sudah tidak sesuai ukuran, gaya, atau berbagai alasan lainnya.

Padahal, jika dibiarkan terus-menerus pakaian bekas yang tidak terpakai tersebut dapat menjadi sumber masalah lingkungan, karena mereka memiliki andil besar pada peningkatan limbah dan dampak negatif lainnya jika tidak dikelola dengan baik dan benar.

Dampak negatif pakaian bekas tak terpakai terhadap lingkungan

Berikut adalah beberapa dampak negatif dari pakaian bekas yang sudah tidak dipakai lagi terhadap lingkungan, antara lain:

Peningkatan limbah

Pakaian bekas tak terpakai yang langsung dibuang tanpa melalui proses dengan benar hanya akan meningkatkan volume limbah di tempat pembuangan akhir. Bahan dasar pakaian yang sulit terurai seperti serat sintetis atau polyester dan nilon memerlukan waktu kurang lebih 20-200 tahun untuk dapat terurai, karena asal mula bahan pakaian ini berbahan dasar plastik sehingga dapat bertahan dalam lingkungan selama bertahun-tahun.

Konsumsi sumber daya

Perusahaan yang memproduksi pakaian melibatkan penggunaan sumber daya alam seperti air, bahan baku, energi dan masih banyak lagi lainnya. Jika pakaian jadi yang membutuhkan waktu lama dalam proses pembuatannya hanya digunakan sebentar saja dan kemudian dibuang, semua sumber daya alam yang sudah diinvestasikan dalam proses produksi tersebut akan menjadi pemborosan yang sia-sia dan merugikan lingkungan.

Baca juga:   Brand Fashion Mewah Menerapkan Sustainability, Begini Caranya

Emisi karbon

Dalam proses produksi pakaian yang utamanya menggunakan bahan baku dari serat sintetis, biasanya menghasilkan emisi karbon dan polusi udara yang cukup besar. Sehingga, jika pakaian hanya digunakan beberapa kali saja sebelum akhirnya dibuang, hal ini akan berdampak pada jejak karbon terhadap jangka waktu penggunaannya menjadi relatif lebih besar.

Pencemaran air dan tanah

Pewarna dan bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi pakaian dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah, jika pakaian bekas yang sudah tak terpakai langsung dibuang begitu saja tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sisa-sisa zat kimia yang terdapat pada pakaian bekas ini bisa mencemari sumber air dan merusak ekosistem lingkungan.

Siklus mode cepat

Industri fast fashion yang membuat mode cepat berdampak pada timbulnya kebiasaan pembelian pakaian dalam jumlah besar dengan harga murah. Hal tersebut kemudian mempercepat siklus pakaian yang tidak terpakai, ini berarti lebih banyak pakaian dibuang dengan cepat yang mendorong peningkatan dampak lingkungan.

Ketidaksetaraan sosial

Pakaian bekas import seringkali dijual murah atau didonasikan ke negara-negara berkembang. Meskipun hal ini bisa membantu sebagian besar orang, tetapi juga terdapat potensi untuk industri pakaian lokal dan menciptakan ketidaksetaraan sosial di negara-negara tersebut.

Tindakan mengurangi pakaian bekas tak terpakai terhadap lingkungan

Untuk mengurangi dampak negatif pakaian bekas tak terpakai terhadap lingkungan, beberapa tindakan yang dapat dilakukan meliputi : 

Pembelian yang bertanggung jawab

Konsumen sebaiknya memilih untuk membeli pakaian yang berkualitas tinggi dan bisa bertahan dalam jangka waktu lama dalam pemakaiannya. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi kebutuhan akan pembelian pakaian baru secara teratur, sehingga limbah pakaian bekas juga akan berkurang.

Baca juga:   9 Potensi Blockchain dalam Meningkatkan Keberlanjutan Fashion

Mendaur ulang atau donasi

Pakaian bekas yang sudah tidak terpakai tetapi masih layak pakai, bisa didonasikan atau didaur ulang ke organisasi yang menerima pakaian bekas untuk didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan atau diolah menjadi berbagai produk baru yang bisa dimanfaatkan kembali.

Mengurangi pembelian impulsif

Saat ingin membeli pakaian yang baru cobalah untuk berpikir dua kali sebelum melakukannya, usahakan untuk membeli pakaian baru sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan semata. Pikirkan tentang kegunaan pakaian baru tersebut di kemudian hari, apakah bisa digunakan dalam jangka yang lama atau hanya sekali atau dua kali saja.

Melakukan konsep tukar pakaian

Tindakan lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah pakaian bekas tak terpakai adalah melakukan konsep tukar pakaian, di sebuah komunitas atau organisasi yang menjadi wadah setiap orang untuk bisa saling bertukar pakaian. Dari kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai tambah fashion berkelanjutan, dan sebagai pengingat bahwa memiliki pakaian secukupnya sesuai dengan kebutuhan adalah pilihan yang lebih berkelanjutan juga.

Memilih bahan yang ramah lingkungan

Ketika membeli pakaian baru, pilihlah bahan yang lebih ramah lingkungan seperti bahan-bahan dari alam atau organik dan bisa didaur ulang untuk membantu mengurangi dampak dari limbah produksi fast fashion.

Mendukung mode berkelanjutan

Tindakan lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah pakaian bekas yang sudah tidak terpakai adalah, dengan mendukung merek dan desainer yang mengusung konsep mode berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam proses produksi pakaian.

Itulah beberapa dampak negatif dari pakaian bekas tak terpakai terhadap lingkungan, dan juga berbagai tindakan yang bisa dilakukannya untuk menguranginya. Dibutuhkan kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan dari limbah pakaian bekas, tindakan setiap individu, dan kerjasama dari perusahaan fashion serta pemerintah untuk mengatasi masalah limbah ini demi menyelamatkan kehidupan dari kerusakan lingkungan.

Baca juga:   Menerapkan Sustainable Fashion di Bulan Ramadhan!

With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!

Reference: 
parapuan.co https://www.parapuan.co/read/533448323/impor-baju-bekas-dilarang-apa-dampaknya-bagi-lingkungan-dan-bisnis-thrifting-di-masa-depan
Diakses pada 10 Agustus 2023

swa.co.id https://swa.co.id/swa/trends/apa-dampak-thrifting-pakaian-yang-menjamur-terhadap-lingkungan
Diakses pada 10 Agustus 2023

beritasatu.com https://www.beritasatu.com/nasional/1032740/walhi-ingatkan-dampak-lingkungan-jika-indonesia-terus-impor-pakaian-bekas/2
Diakses pada 10 Agustus 2023

bbc.com https://www.bbc.com/indonesia/articles/ce7yke141ydo
Diakses pada 10 Agustus 2023
Copyright © 2023 - Style by Laruna - All rights reserved
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram