Asal Usul Rok Tenis hingga Menjadi Tren Fashion Populer Saat Ini - Apakah kamu penggemar olahraga atau fashion? Jika iya, ada satu item yang mungkin sudah tidak asing lagi di dunia mode dan olahraga, yaitu rok tenis. Meski terdengar sederhana, ternyata perjalanan rok tenis dari lapangan hingga menjadi tren fashion global memiliki cerita yang panjang dan penuh tantangan. Siapa sangka, pakaian yang awalnya digunakan untuk memudahkan gerakan di lapangan, kini juga menjadi simbol mode di berbagai tempat, mulai dari jalanan hingga red carpet.
Rok tenis bukan hanya sekadar item fashion bagi para atlet. Desainnya yang simple dan nyaman telah membuatnya digemari oleh banyak orang. Bahkan, banyak selebriti seperti Zendaya dan Serena Williams yang memadukan rok tenis dalam penampilan mereka di luar lapangan. Tapi, tahukah kamu bahwa ada kontroversi yang mengiringi perubahan desain dan panjang rok tenis selama bertahun-tahun?
Dari masa ke masa, rok tenis telah berevolusi dan terus berubah seiring dengan perkembangan mode dan kebutuhan atlet. Perdebatan tentang panjang rok ini ternyata mencerminkan bagaimana perempuan di dunia olahraga sering mendapat sorotan, bukan hanya karena prestasinya, tapi juga karena apa yang mereka kenakan. Yuk, kita bahas lebih jauh tentang asal usul rok tenis dan bagaimana tren ini berkembang hingga saat ini.
Kisah rok tenis berawal pada tahun 1884 ketika Kejuaraan Wimbledon pertama untuk wanita digelar. Pada saat itu, dua pemain perempuan, Maud dan Lilian Watson, bertanding dengan mengenakan pakaian yang mencerminkan mode zaman itu—rok panjang lengkap dengan hiasan bustles dan beberapa lapisan pakaian dalam. Pakaian ini jauh dari praktis dan membuat gerakan di lapangan menjadi sangat terbatas.
Lottie Dodd, salah satu pemain tenis perempuan terkenal pada zamannya, menyuarakan keluhannya tentang pakaian yang dikenakan oleh pemain. Dalam tulisannya pada tahun 1890, ia menyebut bahwa pakaian yang digunakan oleh perempuan di lapangan sangat menghalangi gerakan bebas. Pandangan ini memicu perubahan secara perlahan, meskipun saat itu masih banyak yang terjebak pada standar mode konservatif.
Baru pada tahun 1905, perubahan signifikan mulai terlihat. May Sutton, seorang pemain tenis Amerika, mengejutkan publik Wimbledon dengan mengenakan rok yang sedikit lebih pendek hingga mencapai pergelangan kaki. Meski tampak sepele, ini adalah langkah awal revolusi pakaian tenis bagi perempuan. Namun, tidak semua pihak senang dengan perubahan ini. May Sutton bahkan diminta untuk menurunkan roknya agar lebih sesuai dengan "standar" yang dianggap pantas saat itu.
Pada tahun 1910-an, mode di lapangan tenis mulai berubah lebih cepat, tetapi tetap dalam batasan-batasan yang ada. Para pemain perempuan mulai mengenakan rok yang sedikit lebih pendek dan blus yang lebih longgar. Namun, Suzanne Lenglen, seorang pemain tenis asal Prancis, melakukan revolusi besar-besaran dalam dunia mode tenis. Saat bermain di Wimbledon pada tahun 1919, ia mengenakan rok yang hanya sampai pertengahan betisnya. Ini merupakan sebuah keputusan berani yang membuatnya menjadi ikon mode dalam olahraga pada masa itu.
Pada tahun 1920-an dan 1930-an, rok tenis mulai mencapai panjang yang lebih praktis dan nyaman bagi para pemain. Helen Wills, pemain tenis asal Amerika, dalam bukunya ‘Tennis’ yang diterbitkan pada tahun 1928, menyebut bahwa rok lipit pendek adalah pilihan terbaik untuk bermain tenis. Selain nyaman, rok ini juga memberikan keindahan gerakan ketika pemain sedang beraksi di lapangan.
Namun, tak semua pemain setuju dengan penggunaan rok pendek. Helen Jacobs, seorang pemain Amerika lainnya, lebih memilih menggunakan celana pendek ketika bertanding. Baginya, celana memberikan keuntungan besar dalam hal mobilitas dan kenyamanan, terutama saat cuaca panas. Di sisi lain, desainer terkenal Ted Tinling, yang juga mantan pemain tenis, mengkritik tren "manly look" yang mulai populer pada akhir 1930-an. Menurutnya, pakaian perempuan di lapangan tenis harus tetap menonjolkan sisi feminin.
Pada pertengahan abad ke-20, rok tenis semakin pendek. Salah satu kontroversi terbesar terjadi pada tahun 1949 ketika Gussie Moran, pemain tenis Amerika, mengenakan rok pendek yang memperlihatkan celana dalam renda saat bertanding di Wimbledon. Peristiwa ini menghebohkan publik dan media, namun juga menandai titik balik dalam mode tenis yang mulai berani menampilkan kesan lebih modern dan sensual.
Selama tahun 1950-an, rok tenis dengan panjang di atas lutut menjadi standar di lapangan. Althea Gibson, yang menjadi pemain tenis Afrika-Amerika pertama yang memenangkan Wimbledon pada tahun 1957, turut berkontribusi dalam memperkenalkan tren rok pendek di dunia tenis. Sejak saat itu, rok pendek menjadi bagian integral dari mode olahraga, terutama di kalangan pemain tenis perempuan.
Pada era modern, rok tenis tidak lagi terbatas pada fungsinya di lapangan. Para selebriti dan fashionista mulai mengenakan rok tenis sebagai bagian dari gaya sehari-hari. Bahkan, tren ini merambah ke industri fashion kelas atas. Serena Williams, salah satu atlet tenis wanita pernah menyebut dalam sebuah wawancara bahwa gaya pakaian tenis sangat nyaman dan bisa dikenakan di mana saja. Pernyataannya ini menggarisbawahi betapa versatilenya rok tenis dalam berbagai situasi.
Selain itu, banyak desainer yang mulai memasukkan elemen-elemen rok tenis ke dalam koleksi mereka. Di ajang-ajang mode internasional, seperti New York Fashion Week, kita bisa melihat rok tenis dipadukan dengan berbagai gaya, dari sporty hingga chic. Hal ini menunjukkan bahwa tren rok tenis telah melampaui batas-batas olahraga dan menjadi simbol gaya hidup yang dinamis, nyaman, dan feminin.
Meski banyak yang memuji kenyamanan dan keindahan rok tenis, ada pula yang mengkritik penggunaannya. Beberapa pihak berpendapat bahwa rok tenis justru mempromosikan pandangan seksis terhadap perempuan di dunia olahraga, karena cenderung menonjolkan tubuh pemain. Kasus ini sempat mencuat pada Australian Open 2015 ketika seorang komentator meminta Eugenie Bouchard untuk "memutar" roknya di depan kamera, memicu perdebatan tentang seksisme di olahraga.
Terlepas dari kontroversi yang ada, rok tenis tetap menjadi simbol penting di dunia olahraga dan fashion. Hemline yang semakin pendek awalnya dirancang untuk memberikan kebebasan bergerak, namun kini juga melambangkan kekuatan dan keberanian perempuan di lapangan dan di dunia mode.
Keep up with the latest fashion trends with Laruna! Tampil stylish dan percaya diri dengan gaya yang selalu up-to-date.