Monday, 01 January 2022

Cora’ La’ba Jadi Inspirasi Beautiful Malino 2025

Di Malino, warisan Kerajaan Gowa hidup kembali dalam siluet yang modern dan memikat
July 24, 2025  | Pipintri Aviteni Damayanti
cora laba
 

Di tengah rindangnya hutan Pinus dan kabut tipis pegunungan Malino, panggung mode kembali hadir  dalam nuansa etnik, elegan, serta sarat akan makna dan budaya yang khas. Beautiful Malino 2025, sebagai bagian dari festival tahunan “Colours of Culture”, hadir untuk memanjakan mata lewat warna dan tekstur busana yang diperagakan.

Salah satu motif yang paling menonjol dan menjadi benang merah dalam koleksi tahun ini adalah Cora’ La’ba, motif warisan Kerajaan Gowa yang kini menjadi simbol identitas lokal dalam rupa modern. Dari kain warisan menjadi menjadi gaun dan busana dengan berbagai gaya, Cora’ La’ba bukan sekedar motif, namun pernyataan bahwa tradisi bisa terus hidup dalam siluet baru.

Mengenal Cora’ La’ba yang lebih dari sekedar motif

Cora’ La’ba bukan motif biasa. Dalam budaya Gowa, cora’ berarti sulaman, sementara la’ba merujuk pada garis-garis atau pola yang melambangkan jalan hidup, keteguhan, dan struktur sosial dalam masyarakat Bugis-Makassar. Biasanya, motif ini hadir dalam bentuk garis geometris yang berulang, dan memiliki filosofi mendalam tentang keteraturan dan keharmonisan.

cora laba
Dok. Humas Pemkab Gowa

Motif ini dulunya banyak ditemukan dalam busana adat, kain tenun tangan, dan simbol kerajaan, namun selama bertahun-tahun, keberadaannya mulai tersisih oleh motif modern yang lebih populer di pasaran. Disinilah fashion lokal berperan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang mulai terlupakan.

Runway etnik yang bertransformasi

Pada Beautiful Malino 2025 yang digelar tanggal 11 Juli 2025 beberapa waktu lalu, lebih dari 50 desainer dan tim kreatif menampilkan pandangan mereka terhadap motif Cora’ La’ba. Namun, jangan bayangkan hanya baju bodo atau sarung lipa’. 

Baca juga:   Adidas Y-3 Rayakan Olahraga Spring/Summer 2023: Chapter 1

Sebab, para desainer justru memadukan Cora’ La’ba ke dalam siluet kontemporer, mulai dari blazer berstruktur tajam, dress asimetris, hingga outer panjang dengan potongan urban chic. Ada pula busana bergaya layered dress dengan motif Cora’ La’ba yang dibordir secara manual, dan jumpsuit edgy dengan potongan geometris yang meniru pola motif tersebut. 

Beberapa koleksi bahkan mencetak ulang motif Cora’ La'ba ke atas kain linen atau sutra organik, hal ini menunjukkan bahwa warisan bukanlah hal yang statis, ia bisa tumbuh, berubah, dan menyesuaikan zaman.

cora laba
Dok. Humas Pemkab Gowa

Gaya Baru dengan makna yang tetap melekat

Dalam berbagai pandangan modern tersebut, makna dari Cora’ La’ba tetap dijaga. Banyak desainer yang sengaja menyisipkan elemen naratif dalam koleksinya, entah lewat susunan warna yang mewakili simbol alam, hingga pemilihan bahan ramah lingkungan. Beberapa juga mengangkat tema "perjalanan hidup" dalam rancangan mereka, sesuai filosofi garis-garis motif Cora’ La’ba sebagai refleksi arah hidup manusia.

Salah satu desainer muda asal Makassar, Rizka Andiani, menampilkan koleksi “Jalan Pulang” berupa busana travel-ready dengan motif Cora’ La’ba yang direka ulang menjadi tekstur 3D. Ia mengatakan jika koleksinya terinspirasi dari rasa rindu akan rumah, dan motif tradisional menjadi cara identitas untuk pulang dalam dunia modern.

Tradisi yang diperkuat oleh inovasi

Semangat inovasi yang tak meninggalkan akar budaya adalah hal yang membuat Beautiful Malino 2025 begitu berbeda dari pertunjukan fashion lainnya. Cora’ La’ba menjadi motif yang fleksibel karena ia bisa tampil glamor, casual, hingga urban dan genderless sekalipun. 

Misalnya, koleksi dari Komunitas Desain Etnik Gowa berupa busana pria dan wanita dengan potongan clean cut dan motif Cora’ La’ba yang dibatik secara manual. Kemudian diberi aksen logam daur ulang sebagai bagian dari kampanye sustainable fashion.

Baca juga:   5 Outfit Konser untuk Hijabers, Simpel, dan Sopan

Inisiatif lainnya datang dari pelaku UMKM tenun tradisional yang menggandeng fashion stylist muda, untuk menata ulang tenun Cora’ La’ba menjadi clutch, sepatu espadrille, hingga topi bucket modis. Hal ini membuka peluang besar bagi industri kreatif lokal untuk berkembang tanpa kehilangan identitas atau jati diri.

cora laba
Dok. Humas Pemkab Gowa

Inspirasi gaya memakai Cora’ La’ba dengan cara modern

Berikut beberapa ide styling dengan sentuhan Cora’ La’ba dari runway Malino yang bisa kamu adaptasi, antara lain :

  • Outer kimono motif Cora’ La’ba berbahan tenun yang bisa dipadukan dengan tank top berwarna netral dan celana wide leg.
  • Statement skirt A-line bermotif Cora’ La’ba yang dipadukan dengan atasan basic putih untuk gaya smart casual.
  • Bucket hat bermotif etnik yang dipakai bersama dress linen polos, untuk mendapatkan tampilan minimalis yang penuh karakter.
  • Clutch tenun dengan aksen klasik yang bisa dipakai untuk menghadiri acara semi-formal maupun pesta malam.

Kesimpulan

Cora’ La’ba mungkin berasal dari masa silam, tapi pesonanya kini mampu melintasi batas waktu. Kehadirannya di Beautiful Malino 2025 menjadi bukti jika kekayaan lokal takkan pernah kehilangan daya tariknya, selama kita berani menampilkan ulang dengan cara yang segar, inklusif, dan relevan dengan masa sekarang.

Lewat inovasi, kolaborasi, dan keberanian berekspresi, tradisi kini menemukan rumah barunya dalam siluet-siluet modern yang tak kalah bergaya. Sementara itu, bagi para pecinta fashion di manapun berada, inovasi ini adalah ajakan untuk tidak hanya mengenakan pakaian, tetapi juga mengenakan nilai. Karena sejatinya, gaya yang paling kuat adalah yang mampu bercerita tanpa harus berkata-kata.

Temukan artikel fashion terlengkap hanya di Laruna, stay stylish, stay updated!

Reference: 
rakyatku-com.cdn.ampproject.org

jejakfakta-com.cdn.ampproject.org

makassar.antaranews.com

sulsel.herald.id
Copyright © 2023 - Style by Laruna - All rights reserved
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram