Desainer yang mengawali karier sebagai Kepala bagian Fashion Department di Royal Academy of Fine Arts ini, memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan pakaian pria maupun wanita. Simons meluncurkan label pakaiannya di tahun 1995 yang mengusung siluet minimalis untuk koleksi pakaian pria. Selain lewat desainnya yang khas, Simons juga dikenal karena ide street hiring yang dilakukannya ketika merekrut model potensial untuk memeragakan busananya.
Label brand Raf Simons yang sudah dikembangkan olehnya selama beberapa tahun ini akhirnya sampai di penghujungnya di tahun 2022 ini. Simons secara pribadi mengumumkan penutupan label Raf Simons melalui akun Instagram-nyapada bulan November lalu. Simons membagikan pesan yang tulus kepada mereka yang telah bekerja dan percaya padanya selama bertahun-tahun, dan para penggemar serta pengikutnya dengan cepat mengirimkan pesan dukungan. Sayangnya, lewat pesan yang ditinggalkan Simons di akun Instagram-nya tersebut, Ia tidak merinci alasan detail terkait penutupan label kebangaannya tersebut atau rencana masa depannya.
Pertunjukan terakhir dari brand Raf Simons tersebut berlangsung di Printworks di Surrey Quays pada bulan Oktober, di mana dia mempersembahkan koleksi Spring/Summer 2023. Meski labelnya di masa mendatang sudah tidak lagi hadir, namun karya-karya Simons akan terus abadi dalam berkontribusi memberikan inovasi dalam dunia fashion.
Berikut Laruna rangkum lima karya ikonik rancangan Raf Simons sepanjangan kariernya sebagai desainer.
Bisa dibilang puncak anti-fashion, koleksi Fall /Winter Simons di tahun 2001 ini menghadirkan banyak karya ikonik seperti coveted bomber jacket. Koleksi tersebut menandai kembalinya Simons ke runway setelah cuti panjang selama setahun dengan menampilkan sekumpulan gaya industri dan hyper-stylized looks yang menggambarkan spektrum radikal pemuda kontra-budaya.
Digambarkan sebagai "terrorist chic" oleh editor fashion The Guardian, Charlie Porter, koleksi tersebut ditempatkan di gudang yang memberikan nuansa mencekam didukung dengan sorotan lampu berkedip dan asap kabut yang membuat koleksi ini seakan diselimuti dengan suasana kerusuhan yang nyata.
Pada koleksi ini, Simons memperlihatkan para model bertelanjang kaki dengan kepala dan wajah tertutup sambil membawa obor serta memakai slogan yang bertuliskan 'We Are Ready and Willing to Ignite, Just Born Too Late.'
Pakaian dalam koleksi ini didominasi dengan warna monokromatik yang terdiri dari merah, putih dan hitam yang memberikan kesan "seragam". Grafis dan tipografi memperindah potongan-potongan kunci, termasuk sablon kaos oblong dengan slogan “We Are Ready and Willing to Ignite, Just Born Too Late.” Slogan tersebut memanfaatkan energi budaya anak muda dan kesediaannya untuk memprotes status quo.
Koleksi bertajuk ‘’Consumed’’ ini diakui sebagai salah satu momennya yang paling radikal – dan salah satu yang paling penting dari pakaian pria. Alih-alih kritik, koleksi tersebut menampilkan pandangan subjektif Simons tentang masalah kapitalisme dan konsumerisme. Direalisasikan dalam tone warna yang sebagian besar monokrom, pakaian tersebut menampilkan detail layering yang rumit dan elemen yang direkonstruksi.
Melalui koleksi ini, Simons juga menunjukkan elemen militeristik dan streetwear yang terlihat dalam graphic tees, black mesh, hingga elemen pakaian yang terbuat dari leather.
"History of My World" memberikan nuansa koleksi menswear berorientasi streetwear dengan fokus pada detail siluet yang menjadi ciri khas dirinya ketika membangun karirnya sebagai seorang desainer.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Simons menghadirkan berbagai penampilan yang menciptakan kembali siluet pria tradisional, menghadirkan tampilan baru yang disesuaikan yang berfokus pada celana baggy, jacket cropped, dan rajutan jacquard yang ketat. Koleksinya bernuansa gloomy, militeristik, dan futuristik dalam waktu bersamaan.
Koleksi Fall/Wintern 2022 ini sangat cocok dengan dunia khas seorang Raf Simons. Beberapa koleksinya antara lain iversized tailored blazer, penutup kepala yang menutupi mata, dan dilengkapi dengan detail metalik di beberapa bagian yang memberikan kesan futuristik.
Meski didominasi dengan desain oversized, beberapa koleksinya juga menunjukkan cutting dengan detail form fitting. Simons juga bermain dengan detail aksesori seperti manset lengan, gelang, dan pin yang tersebar di seluruh koleksinya.
Diselenggarakan di klub Printworks, koleksi Raf Simons Spring/Summer 2023 yang sekaligus menjadi runway terakhir bagi label Raf Simons ini didominasi dengan warna neon khas tahun 80-an. Simons sendiri mengakui jika koleksinya ini bisa dibilang sebagai koleksi paling minimalis diantara koleksi pakaian yang pernah ia luncurkan sebelumnya.
Dalam koleksi ini, Simons membawakan perpaduan dari rave culture, punk tahun 80-an, dan subverted tailoring yang tampak menyatu di bawah lampu disko. Koleksi ini didominasi dengan nuansa neon dan skin tight leggings yang dipadukan dengan detail pakaian form-fitting yang minimalis.
With Laruna, you can combine your love for fashion and the planet by choosing sustainable options that fit your style and contribute to positive changes. Want to join Laruna as a content contributor? We'd love to spend time with you!