Pernahkah kamu melihat seseorang tampil elegan tanpa satu pun logo mencolok di tubuhnya, namun tetap terlihat mahal? Di tahun 2025, fenomena ini bukan lagi sekadar gaya.
Quiet Luxury telah menjelma menjadi simbol status baru yang tidak lagi mengandalkan label besar. Tren ini menggantikan kesan pamer dengan pendekatan yang jauh lebih subtil dan berkelas.
Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap kejenuhan masyarakat pada mode yang terlalu flamboyan dan mudah dikenali. Dunia fashion kini bergerak ke arah yang lebih understated, tapi tetap eksklusif.
Di artikel ini, kamu akan memahami apa itu Quiet Luxury, mengapa tren ini begitu dominan di 2025. Juga bagaimana kamu bisa menerapkannya dalam keseharian tanpa harus menguras kantong.
Quiet Luxury bukan sekadar gaya tanpa logo. Ia adalah filosofi. Artinya, kemewahan yang tidak mengandalkan pengakuan eksternal, tetapi menekankan pada kualitas bahan, potongan busana, dan detail craftsmanship yang halus.
Kamu mungkin tidak akan langsung tahu mereknya, tapi kamu akan langsung tahu bahwa itu mahal.
Pada intinya, Quiet Luxury adalah anti-trend terhadap mode cepat dan eksibisionisme logo. Di sinilah prinsip “less is more” benar-benar diterapkan. Brand-brand mewah seperti The Row, Loro Piana, Brunello Cucinelli, dan Bottega Veneta menjadi pelopor pendekatan ini.
Bahkan di Indonesia, sejumlah brand lokal mulai mengadopsi gaya serupa, menawarkan busana dengan kualitas unggul tanpa embel-embel mencolok.
Ada beberapa alasan kenapa Quiet Luxury menjadi kekuatan utama dalam industri fashion 2025. Pertama, dunia pasca-pandemi menciptakan kebutuhan akan kesadaran konsumsi.
Orang tak lagi ingin tampil mencolok, melainkan tampil cerdas. Banyak konsumen kini lebih tertarik pada investasi busana jangka panjang daripada mengikuti tren musiman.
Kedua, kesadaran akan keberlanjutan (sustainability) juga turut mendorong tren ini. Produk-produk Quiet Luxury seringkali menggunakan bahan alami berkualitas tinggi, diproduksi secara etis, dan memiliki umur pakai yang panjang. Sebuah respons langsung terhadap fashion instan yang boros dan merusak lingkungan.
Ketiga, orang-orang kaya baru (new money) yang biasanya memamerkan logo-logo besar mulai kehilangan daya tariknya di mata publik. Sebaliknya, kaum “old money” yang berpakaian elegan namun sederhana justru menjadi panutan gaya hidup.
Serial TV seperti Succession ikut berperan besar dalam menanamkan kesan bahwa kekayaan sejati tak butuh pengakuan dari pakaian berlabel besar.
Beberapa brand global yang sangat identik dengan Quiet Luxury antara lain:
Di sisi lokal, muncul juga brand seperti Sejauh Mata Memandang, Sabbatha, atau Argyle & Oxford yang secara perlahan mengembangkan citra quiet luxury versi Indonesia.
Mereka bermain dengan siluet simpel, material premium lokal, serta narasi budaya yang kuat, tanpa harus menampilkan label besar.
Quiet Luxury tidak eksklusif untuk perempuan. Untuk kamu para pria yang ingin tampil elegan tanpa terlihat berusaha keras, tren ini sangat relevan.
Brand seperti Canali, Zegna, hingga Lemaire menjadi pilihan utama. Mereka menawarkan setelan, jaket, dan kemeja dengan potongan bersih dan warna kalem.
Ciri khas Quiet Luxury untuk pria terletak pada tailoring yang presisi dan pemilihan bahan berkualitas. Bukan tentang jumlah baju, tapi bagaimana satu potong bisa bercerita tentang siapa kamu.
Gaya ini cocok untuk kamu yang ingin memancarkan aura profesional, matang, dan percaya diri, tanpa menjadi pusat perhatian.
Bukan hanya pakaian yang bisa tampil mewah secara diam-diam. Tas juga menjadi bagian penting dari identitas Quiet Luxury. Brand seperti Valextra, Métier London, dan Savette menciptakan tas-tas dengan bentuk elegan, bahan eksklusif, tapi nyaris tak berlogo.
Jika kamu bosan dengan tas-tas mainstream yang mudah dikenali di jalanan, maka tas dari brand-brand ini akan menjadi pilihan tepat.
Desainnya tidak hanya timeless, tapi juga jarang ditiru. Sebuah nilai eksklusivitas yang makin langka di era mass production.
Ini pertanyaan paling logis yang mungkin muncul: apakah Quiet Luxury hanya untuk orang kaya? Tidak sepenuhnya. Kamu bisa mengadopsi filosofi gaya ini tanpa harus menguras rekening. Caranya:
Dengan prinsip ini, kamu bisa tampil dengan gaya Quiet Luxury tanpa harus membeli barang branded sekalipun.
Bahkan baju dari thrift shop bisa jadi bagian dari gaya ini jika dipadukan dengan benar.
Di tahun 2025, Quiet Luxury bukan hanya tren, ia adalah pernyataan sikap. Dunia fashion mulai beranjak dari kebisingan visual menuju kesan yang lebih dalam dan reflektif.
Gaya ini mendorong kamu untuk lebih sadar dalam berpakaian, lebih bijak dalam membeli, dan lebih menghargai keindahan dalam bentuk paling sederhana.
Jika kamu merasa dunia fashion terlalu ramai dan cepat berubah, mungkin sudah saatnya mengadopsi Quiet Luxury. Gaya ini tak hanya membuat kamu tampil elegan, tapi juga membebaskan kamu dari tekanan untuk selalu mengikuti tren.
Karena pada akhirnya, gaya terbaik adalah yang paling mencerminkan dirimu—tanpa harus berteriak keras untuk diakui.
Temukan artikel fashion terlengkap hanya di Laruna, stay stylish, stay updated!